Pasuruan (wartabromo.com) – Angin kencang yang berhembus di tengah lautan beberapa pekan terakhir berdampak pada aktivitas nelayan di Pasuruan. Akibatnya, tangkapan ikan pun berkurang.
Beberapa nelayan memilih untuk tidak melaut. Namun ada pula yang tetap bertekad pergi melaut demi mencari peruntungan, kendati angin laut berhembus cukup kencang.
Tampak di dermaga pelabuhan Kota Pasuruan, beberapa nelayan asyik memperbaiki jala-jala mereka yang rusak, sebagian lain sibuk bersihkan kapal.
Sobir (42), salah seorang nelayan asal Kelurahan Tambaan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan mengaku, saat musim angin kencang seperti yang terjadi saat ini ia tak pergi melaut. Sebagai gantinya, nelayan yang memiliki 3 orang putra ini memperbaiki peralatannya yang rusak, seperti menjahit jala.
“Sehari dua hari tetap pergi melaut, tapi lebih banyak nganggurnya,” ungkap Sobir pasrah, Senin (1/7/2019).
Jelas pendapatan nelayan pun menurun drastis, sebagai akibat tangkapan ikan yang juga berkurang. Menurut Sobir, saat angin kencang, jumlah ikan yang didapat berkurang hingga 50 persen. Dari yang biasanya mendapat sekitar 1 ton ikan, kini menjadi 5 hingga 6 kwintal saja. Bahkan jika tak mujur, nelayan hanya bisa membawa pulang ikan satu keranjang atau sekitar 60 kilogram saja.
“Kalau kondisinya seperti itu, ya rugi sama solarnya,” imbuhnya.
Kondisi yang demikian membuat para nelayan berputar otak menyambung hidup. Sebagian nelayan beralih profesi melakukan pekerjaan lain. Seperti yang dilakukan Sobir, saat tangkapan ikan di laut mulai sepi, ia memutuskan untuk bekerja sebagai kuli bangunan.
Hal serupa dialami para pengusaha ikan asin. Lantaran pasokan berkurang, mereka mengambil ikan dari luar Pasuruan.
“Kalau musim gini kita ambil dari luar daerah, seperti Jember,” ungkap Fatkhur, pengusaha ikan asin. (ptr/ono)