Probolinggo (wartabromo.com) – Wisatawan asal Thailand mengeluhkan adanya ‘mafia’ trasportasi di terminal bus Bayuangga, Kota Probolinggo. Ia mengaku kecewa karena dipaksa harus menggunakan transportasi dari seorang oknum dengan harga sangat mahal.
Keluhan ini disampaikan oleh Jirote Wangcharoen, salah satu wisatawan asal Bangkok, Thailand di grup Facebook Backpackers Indonesia.
“Hi everyone I would like to warned that have Mafia of bus terminal Bayuangga Probolinggo. I can’t taken taxi and Go-jek here. I must used them service very expensive. If Go-jek came to pick me up here Mafia will attack him. So very disappointed for this. (Hai semuanya, saya ingin mengingatkan bahwa ada mafia di terminal bus Bayuangga Probolinggo. Saya tidak bisa naik taksi dan Go-jek disini. Saya harus gunakan mereka dengan layanan yang sangat mahal. Jika Go-Jek menjemput saya, mafia tersebut akan menyerangnya. Jadi saya sangat kecewa,” tulisnya.
Jirote mengaku Ia berusaha kabur dari jeratan ‘mafia transportasi’ tersebut. Namun, mereka malah mengejar Jirote dan memaksanya untuk menerima tawaran tersebut.
“Yes I walk away from them but they took motorcyle to obstruct and will attack me!!!!! So I told them that I will sleep here not go anymore.When them gone I ran far away to take domestic taxi to the place that I make an appointment Go-jek driver (Saya berjalan menjauh dari mereka, tetapi mereka mengambil sepeda motor untuk menghalangi dan menyerang saya! Jadi saya bilang ke mereka bahwa saya akan tidur disini dan tidak kemana-mana. Ketika mereka sudah pergi, saya berlari untuk naik angkot supaya bisa mengantar saya ke tempat saya membuat janji dengan driver Go-jek,” lanjutnya.
Jirote menambahkan, Ia harus membayarkan uang Rp 550 ribu untuk pergi ke Bromo. Ia pun berkata tidak akan pergi ke Probolinggo lagi karena trauma dengan pengalaman tersebut.
Rupanya kejadian ini tidak hanya dialami oleh Jirote. Karena ternyata beberapa wisatawan lain mengaku mengalami hal serupa saat berada di Probolinggo.
“I came here today. The mafia will rip you off once in the bus, asking twice the price than locals for every transfer. Had to pay 80k for Probolinggo – Malang AFTER negotiating. What a shame in such a beautiful country (Saya datang kesini hari ini. Mafia akan merobek karcis saya di bus, dan meminta harga 2 kali lipat dari harga penduduk setempat untuk sekali jalan. Saya harus membayar Rp 80ribu untuk Probolinggo-Malang, SETELAH negosiasi. Sayang sekali ini terjadi di negara yang indah ini,” komentar Enzo Testa, wisatawan asal Perancis. (may/ono)