“Kecintaan saya kepada anak-anak lah yang mengantarkan saya untuk haus berkarya. Menciptakan sesuatu yang baru dan pastinya bermanfaat untuk anak-anak,”
Laporan: Ardiana Putri
RASA enjoy saat bercengkerama dengan anak-anak, membuat Anik Rotul Qori’ah (26) ingin selalu berada di dekat mereka. Tak hanya sekadar bermain, Anik ingin menciptakan suatu karya yang dapat dijadikan acuan anak-anak untuk tumbuh kembangnya.
Muslimah asal Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan ini awalnya resah karena melihat anak-anak di sekitarnya begitu lihai memainkan gawai. Hingga ia khawatir dan membuatnya berpikir keras untuk menciptakan Sesuatu untuk mengalihkan kebiasaan anak-anak bermain gawai.
“Saya ciptakan Bapetra atau Belajar Permainan Tradisional ini untuk melatih motorik kasar dan halus anak-anak,” ujar Anik.
Menurutnya, beragam permainan tradisional dapat membantu anak-anak untuk lebih bisa berkreasi dan melatih kecerdasan motorik kasar maupun halusnya.
Pada 2013 lalu, Anik bersama keluarganya mulai mendirikan sebuah saung untuk tempat berkumpul dan bermain anak-anak. Di sana, anak-anak dikenalkan dengan berbagai macam permainan tradisional. Selain itu, dirinya juga menulis buku-buku untuk bahan bacaan anak-anak.
Atas kerja keras menulis buku-buku untuk anak itu, buku yang ia ciptakan sudah terjual hingga luar negeri. Seperti Jerman dan Australia. Tak terkecuali apresiasi pun datang dari para pakar parenting, seperti Kak Seto, para psikolog anak dan juga istri Bupati Pasuruan.
“Saya sudah menulis dua buku, Kitab Dolanan Alam dan Bapetra. Alhamdulillah sudah banyak yang apresiasi,” ucapnya.
Sebagai seorang muslimah muda, Anik selalu menekankan diri untuk tidak berpuas diri. Ia akan terus berkarya menciptakan sesuatu yang baru yang dapat bermanfaat untuk orang lain.
“Untuk para muslimah, berkarya dan teruslah berkarya sesuai passion diri, dengan begitu kita bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain,” ungkap alumni Universitas Brawijaya ini.
Walaupun terhitung masih muda, ia sudah beberapa kali memenangkan berbagai kompetisi. Berkatnya mengkolaborasikan gerakan senam dengan permainan tradisional, iapun diapresiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ia juga pernah terpuruk hingga sampai pada titik terendah. Ditolak oleh beberapa sekolah saat ia menawarkan program-program Bapetra. Namun Anik menganggap hal itu adalah bagian dari perjalannya mengarungi hidup sebagai seorang muslimah.
Muslimah yang dikenal religius inipun selalu menebarkan pesan kepada orang di sekitarnya, bahwa sebagai seorang muslimah harus percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Prinsip yang dipegang dalam hidup Anik adalah “Be Your Self”. Ia pun memiliki kepanjangan dari arti kata Self.
S yakni Spiritual. Baginya, seorang muslimah harus selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah untuk mendapatkan keberkahan dalam hidup.
E yakni emosional. Seorang muslimah harus mampu mengendalikan emosi, jangan sampai menuruti hawa nafsu.
L yakni Intelektual. Ia menganggap, menjadi muslimah haruslah berwawasan luas untuk menghasilkan keturunan yang berkualitas.
F yakni Fisik. Seorang muslimah harus pintar-pintar menjaga kondisi fisiknya agar tetap sehat.
“Sebagai muslimah juga harus kuat, harus pintar-pintar jaga kondisi tubuh,” pungkasnya.(*)