Jombang (wartabromo.com) – Hoaks (kabar bohong) dan hate speech (ujaran kebencian) jelang Pemilihan Umum 2019 terus mengemuka. Kondisi ini mendapat perhatian sejumlah kalangan karena mengancam keutuhan bangsa.
Keprihatinan di antaranya diungkapkan HM Wafiyul Ahdi, Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, dalam rilisnya ke WartaBromo, kemarin.
“Menolak segala bentuk hoax dan provokasi yang dilakukan oleh pihak tertentu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia ini,” tegas Gus Wafiyul, panggilan akrabnya.
Sikap menolak segala bentuk penyebaran hoax dan ujaran kebencian untuk kepentingan politik itu, ditegaskan sebagai keniscayaan. Itu karena ia menilai, hoax bisa memicu terjadinya konflik di masyarakat, hingga berpotensi memecah keutuhan bangsa.
Diungkapkan, dari catatan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), pada periode sepanjang Agustus-Desember 2018, diketahui ada setidaknya 60 berita hoax, dalam beragam konten di media sosial. Hoax sepertinya terus dibuat, bahkan dianggapnya kian menggila.
“Malah, pada Januari 2019 saja, Menteri Kominfo Rudiantara ngomong ada 70 hoax,” terangnya.
Ajakan juga disampaikan pada masyarakat agar tak golput atau menggunakan hak memilihnya pada pencoblosan tanggal 17 April nanti.
Pihaknya juga menyatakan bakal mengerahkan dukungan untuk pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019 aman dan damai.
“Kami dukung aparat penegak hukum dan pihak berwenang lainnya, dalam menegakkan supremasi hukum, demi terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif, aman dan terkendali,” pungkasnya. (ono/ono)