Probolinggo (wartabromo.com) – Sebanyak 20 warga di Kota Probolinggo terserang penyakit demam berdarah (DBD) di awal tahun 2019. Jumlah itu meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, jumlah penderita di Januari 2019 ini, lebih banyak dibanding tahun. Dimana sepanjang 2018, hanya ada 37 penderita DBD. Dari 20 penderita itu, mayoritas menyerang anak-anak.
Sejumlah lokasi, dilakukan Fogging untuk menanggulangi persebaran nyamuk Aides Aegepty. Sebab, berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, setidaknya ada tiga lokasi yang dilakukan fogging. Meliputi Kelurahan Kademangan, Kelurahan Sumber Wetan dan Kelurahan Pohsangit Kidul.
“Dari segi efektifitas, fogging hanya berlaku sesaat saja, untuk membunuh nyamuk demam berdarah. Untuk jangka panjang, kami menekankan bahwa pemberantasan sarang nyamuk, lebih efektif dari pada fogging,” kata Programmer DBD Dinkes Kota Probolinggo, Mujiono, Jumat (1/2/2019).
Masih menurut Mujiono, PSN menjadi jalan keluar paling efektif lantaran bisa membunuh nyamuk demam berdarah sampai ke jentiknya. Atau dengan kata lain, menghambat perkembangbiakan nyamuk tersebut. Sementara itu, keadaan 20 penderita DBD di Kota Probolinggo sudah berangsur membaik. “Mayoritas pasien sudah pulang. Dalam kasus ini, tidak ada pasien yang sampai meninggal,” ujarnya.
Salah satu lokasi fogging yakni di RT2/RW7 Kelurahan/Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Di lokasi tersebut, sebelumnya ada dua penderita. “Iya, setelah yang dua disana itu, tadi malam ada lagi anak – anak yang terkenan demam beradrah. Beruntung Dinas Kesehatan segera melakukan fogging. Karena saya takut anak saya juga terkena DBD,” kata salah satu warga, Dwi Lestari.
Masyarakat pun diimbau untuk giat melakukan kerja bakti pembersihan lingkungan. Serta memeriksa jentik nyamuk. Terutama di genangan air, barang bekas yang tidak terpakai, serta tanaman liar yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Hal ini merupakan cara ampuh untuk mencegah penularan DBD di Kota Probolinggo. (lai/saw)