Probolinggo (wartabromo.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menargetkan ada 100 sekolah inklusi pada tahun 2019 mendatang. Itu dilakukan untuk memberikan fasiltas terhadap anak yang berkebutuhan khusus untuk tetap bersekolah.
Pada 2019 nanti, menurut Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Dewi Korina, Pemkab akan memperbanyak sekolah inklusi. Jumlahnya yakni 100 lembaga pendidikan, yakni 50 sekolah iklusi untuk PAUD dan TK, untuk Sekolah Dasar (SD) 25 inklusi dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 25 lembaga.
“Sesuai dengan petunjuk dari Ibu bupati, tahun depan ada 100 sekolah yang ditarget menjadi sekolah iklusi. Selama lima tahun mendatang, sesuai dengan visi misi Bupati Probolinggo P Tantriana Sari dan Wabup Timbul Prihanoko atau Nawa Hati, ada 500 sekolah inklusi,” jelasnya, Senin (12/11/2018).
Dewi menuturkan, saat ini sekolah inklusi yang diinisiasi sejak 2015 sudah mencapai 72 lembaga untuk tingkat SD. Sementara untuk tingkat SMP mencapai 24 lembaga.
“Sesuai dengan aturan yang berlaku, minimal untuk sekolah inklusi ada satu sekolah di tiap kecamatan. Namun kami sudah lebih dari itu,” ujarnya.
Penambahan sekolah inklusi itu, menurut Dewi, merupakan salah satu ikhtiar Pemkab untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) yang masih tertinggal, utama di sektor pendidikan.
Apalagi, sekolah inklusi ini terbukti efektif. Itu bisa dilihat dari adanya siswa yang berkebutuhan khusus yang bisa diterima dengan baik oleh siswa yang lain. Seperti Melisa, siswa SDN Tukul II Desa Tukul, Kecamatan Sumber.
“Artinya apa, ini program sudah berjalan dengan baik, makanya tidak ada perbedaaan antara siswa yang berkebutuhan khusus atau siswa yang normal. Nanti setiap sekolah ada guru pembimbing untuk sekolah inklusi,” tandas mantan Kepala Bappeda ini. (cho/saw)