Limbah PG Pajarakan Dikeluhkan Warga

1271

Pajarakan (wartabromo.com) – Warga Dusun Sukunan Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan, mengeluhkan dugaan pencemaran lingkungan oleh Pabrik Gula (PG) Pajarakan. Sebab, sumber mata air dan sungai kecil di lingkungan itu, berwarna hitam pekat dan berbau tak sedap.

Di Dusun Sukunan yang berjarak sekitar 1 kilometer dari PG Pajarakan itu, mengalir sungai kecil dengan lebar 1,5 meter. Sejak lama aliran air di sungai ini berwarna hitam pekat, disertai bau busuk menyengat. Tidak hanya itu, sepanjang saluran air limbah PG itu, menjadi sarang nyamuk.

“Sungai kecil ini dialiri limbah PG Pajarakan. Sangat berdampat negatif pada masyarakat, terutama warga yang tinggal bersebelahan dengan sungai ini. Karena limbah yang mengandung zat beracun ini, menimbulkan pencemaran,” ujar Kepala Dusun (Kasun) Sukunan, Taufiq Arisandi, Rabu (31/10/2018).

Dampak itu, kata Taufiq lebih lanjut, tak hanya bau yang menyengat dan nyamuk saja. Melainkan juga mencemari sumber mata air yang berada di sekitar sungai. Sebab, limbah tebu diduga mengandung zat kimia berbahaya, sehingga sumber mata air yang biasa dikonsumsi warga, tak dapat dimanfaatkan lagi.

“Baunya tidak hanya dirasakan oleh warga sekitar sungai saja. Bau itu juga menjalar ke rumah warga lainnya. Bahkan kalau saat musim hujan, air dan limbah di sungai itu meluap hingga ke pekarangan warga. Apalagi saat pabrik sedang giling tebu, limbah yang keluar lebih banyak. Ini baru sisanya saja,” ungkapnya.

Menurut Taufiq, kondisi itu sudah berlangsung lama. Pihaknya pun sudah menyampaikan protes pada manajemen PG Pajarakan untuk dibuatkan pelengsengan di sepanjang sungai itu. Namun, sejauh ini masih belum ada realisasi. “Biasanya setiap tahun karyawan PG bersihkan sungai itu. Tapi sudah 5 tahun ini tidak ada pembersihan lagi,” kata Taufiq.

Sementara itu, Sukri, Kepala RT 4 RW 5 Dusun Sukunan, Desa Sukokerto menambahkan, kontribusi pihak PG pada warga selama ini hanya gula sebanyak 1 kilo. Santunan itu dibagikan pada setiap warga yang rumahnya di samping sungai. “Itu pun hanya diberikan setiap giling saja. Artinya setahun sekali. Sementara dampaknya dirasakan warga setiap saat, dan tidak hanya warga yang rumahnya di samping sungai,” ucapnya.

Warga berharap, pihak PG memperhatikan keresahan warga terdampak limbah itu. “Setidaknya bangun plengsengan saja biar limbahnya tidak merambat ke pekarangan warga,” harapnya. (cho/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.