Probolinggo (wartabromo.com) – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Gunung Bromo cukup memprihatinkan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menyebut ada 1.221 kebakaran selama 3 tahun terakhir.
“Ribuan hektar hutan dan lahan terbakar dalam 3 tahun terakhir di kawasan konservasi Bromo. Ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri, karena bisa merusak ekosistem alam dan wisata di kawasan tersebut,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Anung Widiarto, Senin (28/10/2018).
Dari data yang dimilikinya, selama 3 tahun ini, ada sekitar 1.221 hutan dan lahan terbakar di kawasan konservasi Bromo. Rinciannya pada 2016 ada sekitar 483 hektar yang terbakar. Kemudian pada 11 September 2017 ada 88 hektare hutan dan lahan yang terbakar. Yang terbaru yakni pada 1 September 2018 lalu, ada kurang lebih 650 hektar hutan dan lahan terbakar.
Titik atau lokasinya karhutla itupun berbeda tiap tahunnya. Selain karena kekeringan yang melanda, kebakaran itu juga karena faktor manusia. Seperti membuang puntung rokok sembarangan dan lupa memadamkan perapian yang dibuat.
“Kami sendiri tidak berbuat banyak dalam kasus karhutla disana. Sebab ada pihak lain yang lebih berwenang, yakni TNBTS selaku badan pengelola. Kami hanya sekedar bisa membantu mengerahkan personel untuk pemadaman manual,” ujarnya lebih lanjut.
Untuk itu, pemerintah menghimbau kepada masyarakat dan pengunjung kawasan Bromo, agar selalu menjaga diri, tidak membuang sampah dan puntung rokok sembarang. Serta waspada ketika terjadi kebakaran lahan dan hutan di kawasan wisata internasional tersebut. (cho/saw)