Probolinggo (wartabromo.com) – Jamaah Aboge di Kabupaten Probolinggo, baru merayakan Idul Adha pada hari ini, Kamis (23/8/2018). Perayaan ini berselisih satu hari dari mayoritas umat Islam di Indonesia.
Ratusan jamaah Rabo Alif Wage atau Aboge di Desa/ Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, menggelar salat Idul Adha. Salat Id ini berbeda sehari dari mayoritas umat muslim di Indonesia yang nenggelarnya pada Rabu (2/8/2018). Mereka dengan khusyu’, menggelar sholat ied di musala Al-Barokah.
Perbedaan itu dikarenakan jamaah Aboge mempunyai perhitungan tersendiri dalam hari besar keagamaan. Jamaah berpedoman pada kitab mujarobat, yakni perhitungan tahun hijriyah dipadukan dengan primbon jawa kuno. Acuan pada kitab mujarobat, telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu
.
Meski demikian, tidak ada pertentangan dengan kelompok aliran Islam lain. Justru jamaah aboge hidup berdampingan dan rukun.
“Sejak dari nenek moyang sudah seperti ini. Salatnya sama, hanya waktunya saja yang berbeda. Kalau lain-lain sama saja dengan muslim pada umumnya,” ujar salah satu jamaah, Harianto.
Pada tahun ini, perbedaan waktu sholat tidak terlalu signifikan. Sebab hanya selisih satu hari saja. Dimana enghitungan untuk tahun ini, dalam menetapkan Idul Adha atau 10 Dzulhijjahh 1437 Hijriyah adalah ja-bat-ji.
“Artinya tanggal satu dzulhijjah jatuh pada selasa manis. Sehingga 10 dzulhijah jatuh pada Kamis ini,” terang tokoh agama jamaah aboge, Kyai Buri Mariye.
Usai sholat, mereka bersilaturrahim dan makan bersama, sebagai simbol kerukunan antar umat. Lalu dilanjutkan dengan menyembelih seekor sapi sebagai kurban.
Di Kabupaten Probolinggo, jamaah jemaah penganut aboge diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Mereka tersebar di empat kecamatan, diantaranya Kecamatan Leces, Dringu, Kuripan dan Tegalsiwalan. (lai/saw)