Probolinggo (wartabromo.com) – Kawasan wisata Gunung Bromo telah menjadi destinasi wisata internasional. Sebagai desa penyangga, warga Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, terus berbenah. Salah satunya dengan menanam bunga edelweis di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Keindahan bunga Edelweis tidak diragukan lagi. Tanaman yang dijuluki bunga abadi ini akan menjadi objek wisata baru di Gunung Bromo. Keindahan dari bunga edelweis diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi para pengunjung Gunung Bromo.
Salah satu area yang menjadi fokus penanaman bunga edelweis (Anaphalis Javanica) di Desa Ngadisari adalah Pedukuhan Seruni. Sepanjang jalan menuju rumah adat Tengger ditanami bibit edelweis muda-mudi yang tergabung dalam kelompok ‘Kembang Tana Layu’. Mereka secara gotong royong dan penuh semangat mencangkul dan menyiangi lahan tempat edelweis ditanam.
Untuk tahap awal setidaknya ada 300 bibit yang ditanam. Bibit edelweis itu merupakan hasil budidaya warga dari bibit edelweis yang didapat dari TNBTS. Tempat itu, direncanakan dijadikan destinasi wisata baru baik wisata selfie, wisata budidaya dan wisata pendidikan.
“Secara bertahap kami menanam bibit edelweis di sekitar rumah adat Tengger. Ini sebagai penunjang kawasan wisata kosenrvasi Bromo. Jadi nantinya pengunjung Bromo tak hanya menikmati keindahan lautan pasir, kawah dan savana saja. Mereka bisa ke tempat ini, mencari sesuatu yang lain,” kata Sunarip, salah satu pengguna wisata Desa Ngadisari, Selasa (17/7/2018)
Kepala Balai Besar TNBTS John Kenedie, menuturkan pihaknya mendukung penuh upaya dari kelompok ‘Kembang Tana Layu’ itu. Salah satu bentuknya adalah dengan pemberian bantuan peralatan budidaya edelweis. Selain itu juga pembinaan kelompok agar mereka semakin sadar wisata.
“Kami sendiri menargetkan ada dua desa wisata sebagai penyangga wisata konservasi Bromo. Yakni di Ngadisari Probolinggo dan Wonokitri Pasuruan. Dengan adanya pembudayaan Bunga Edelweis ini diharapkan para wisatawan tidak mengambil Bunga Edelweis dari dalam hutan,” ujar John Kenedie. (saw/saw)