Probolinggo (wartabromo.com) – Sepuluh hari menjelang pelaksanaan ritual Yadnya Kasada, warga Suku Tengger bergotong royong membersihkan Pura Luhur Poten di lautan pasir Gunung Bromo, Rabu (20/6/2018). Pura sakral ini, akan menjadi pusat upacara Yadnya Kasada sebelum proses pelarungan sesaji.
Puluhan warga Suku Tengger Brang Wetan (Probolinggo) melalukan kerja bakti membersihkan Pura Luhur Poten. Area Pura yang dibersihkan adalah area di luar Pura. Sementara di dalam Pura adalah ruang Mandala Madya dan Mandala Nista. Serta Mandala Utama yang sebenarnya tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang, kecuali umat yang hendak beribadah.
Mereka membersihkan fisik Pura yang kotor dari debu-debu. Serta juga mengeluarkan pasir sisa-sisa erupsi pada awal 2018 yang berada di Mandala Nista. Pasir ini dibawa keluar agar ruang Mandala Nista bersih dari kotoran.
“Hari ini dari Brang Wetan, sedangkan untuk Brang Kulon (Pasuruan, red) sudah dilakukan kemarin. Ya bergantian kerja baktinya, karena semua warga juga punya keinginan untuk berbakti,” ujar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto.
Pembersihan fisik Pura ini dilakukan sebagai persiapan dalam menyambut perayaan Yadnya Kasada yang akan dilaksanakan pada 29-30 Juni nanti. Sebab Pura Luhur Poten di lautan pasir Gunung Bromo merupakan pusat kegiatan keagamaan umat Hindu Tengger. Dimana pada Yadnya Kasada umat Hindu Tengger dari empat daerah, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang berkumpul di Pura ini.
“Ini menggambarkan pembersihan fisik dari umat. Karena sebelum membersihkan jiwa melalui spiritual, maka badan atau fisik dibersihkan terlebih dahulu. Dengan begitu, kita membersihkan fisik Pura ini sebelum melalukan ritual-ritual lainnya,” kata Bambang.
Pria berkumis tebal ini, mengatakan selain membersihkan fisik Pura Luhur Poten, ada beberapa ritual pra Yadnya Kasada. Yang terdekat adalah Nancep Karya atau Miwiti yang akan dilaksanakan pada 24 Juni mendatang. “Untuk acara spiritual diawali dengan ritual Nancep Karya sebagai pembersihan fisik umat,” tandas guru Agama Hindu SMPN 1 Sukapura ini. (cho/saw)