Pasuruan (wartabromo.com) – Tribulan awal, penerimaan cukai rokok di Pasuruan tercatat pada kisaran 24% dari keseluruhan target. Capaian di luar ekspektasi ini, disebut karena pabrik rokok, masih belum lakukan proses produksi.
Meski ditarget dengan jumlah yang sangat tinggi, Kantor Bea dan Cukai Pasuruan terus berusaha mengejar penerimaan cukai hingga menembus Rp 40,342 Trilyun per akhir tahun.
Edi Budi Santoso, Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP A) Pasuruan mengatakan, sampai dengan akhir bulan Mei lalu, penerimaan cukai di Pasuruan masih di angka Rp 9,695 Triliun. Itu artinya masih 24,03% dari target keseluruhan, yang harus dicapai sampai akhir tahun ini.
“Kalau dilihat dari targetnya masih jauh, karena seharusnya sudah sampai 40% atau 50%. Akan tetapi, kalau dilihat dari prosentase per bulan, kita justru mencapai target,” kata Edi, saat dihubungi via telepon, Senin (11/06/2018).
Dijelaskan Edi, masih belum maksimalnya prosentase target penerimaan cukai juga disebabkan beberapa faktor, diantaranya belum banyaknya perusahaan rokok yang menggenjot produksi rokok pada tribulan pertama. Umumnya, peningkatan produksi oleh perusahaan rokok terjadi menjelang tribulan akhir, antara Oktober-Desember.
“Sudah menjadi tren kalau di tribulan pertama, tidak banyak perusahaan yang membuat rokok. Tapi kalau sudah menjelang akhir tribulan terakhir, pasti banyak, sehingga akan langsung kita genjot,” imbuhnya.
Dari data Kantor Bea Cukai, di 2 bulan pertama target hanya ditetapkan Rp 49 Miliar dan Rp 45 Miliar. Dari 2 bulan pertama lalu tercapai realisasi 104% dan 117%. Sedangkan di bulan Maret dan Mei juga terlampaui target dari target yang ditetapkan mencapai Rp 1,69 Triliun dan Rp 3,09 Triliun atau tercapai Rp 104% dan Rp 147%.
Tercatat hanya 1 bulan saja yang tidak tercapai target yaitu di bulan April. Dari target yang ditetapkan Rp 3,665 Triliun hanya tercapai 89,09%. Sehingga dari realisasi sampai akhir Mei, tercatat penerimaan mencapai Rp 9,695 Triliun atau 24% dari target akhri tahun.
Edi mengatakan, target penerimaan cukai berbeda pada tiap bulannya. Bila ditinjau tren tahun-tahun sebelumnya, di awal tahun memang penerimaan sedikit. Namun dikatakan untuk cukai memang ada tunda bayar.
“Jadi ada yang sudah mengambil cukai di bulan sebelumnya, namun pembayarannya baru 3 bulan setelahnya. Sehingga di lapangan penerimaan bisa lebih besar namun masih terpending. Dengan penerimaan yang mencapai 4 bulan selalu melampaui target. Kantor Bea Cukai tetap optimis bahwa target bisa tercapai sampai akhir tahun nanti,” beber dia. (mil/ono)