Probolinggo (wartabromo.com) – Warga blok Kedungmiri, Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, akhirnya tersenyum lebar. Jembatan yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo selesai dibangun dan bisa dinikmati saat Hari Raya Idul Fitri 1439 H.
Dari pantauan wartabromo.com, jembatan gantung itu berwarna biru cerah, selesai dibangun pada akhir pekan lalu. Meski belum diresmikan, jembatan gantung yang pengerjaannya dimulai awal Maret 2018 ini, sudah dimanfaatkan warga. Mereka tampak hilir mudik melintasinya jembatan yang didanai oleh APBD senilai Rp 800 juta itu.
Jembatan sepanjang 35 meter dengan lebar 1,5 meter itu nampak kontras membelah sungai yang masih asri itu. Dengan tinggi 5 meter dari permukaan sungai, jembatan ini pun dijadikan warga sekitar untuk sekedar berselfi ria. Mereka tampak bergembira dengan keberadaan jembatan.
“Alhamdulillah kami sangat bersyukur dengan adanya jembatan ini. Kini kami tidak perlu menyeberang sungai lagi untuk berangkat sekolah. Insya Allah tidak akan terlambat lagi meski ada hujan lebat,” ungkap Nur Maghfiroh, siswa kelas XI MA Nurul Hidayah Opo-opo ini.
Ucapan syukur juga diungkapkan seorang warga bernama Sutrisno (42). Ia kini tak harus bersusah payah saat harus mengangkut hasil panennya, terlebih saat musim penghujan dan debit air sedang memuncak. Dengan adanya jembatan gantung ini, Sutrisno akhirnya juga bisa bernafas lega. “InsyaAllah aktifitas pertanian kami ke depan akan menjadi ringan dengan adanya jembatan ini,” aku Sutrisno sembari menuju sawahnya.
Menurut PPTK pekerjaan jembatan gantung Desa Opo-opo, Novi Surachmad menjelaskan, secara umum pekerja jembatan gantung berkekuatan 2 ton ini dinilai baik. Bahkan pekerjaannya lebih cepat dari target waktu yang direncanakan. Jembatan gantung itupun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo dinyatakan sudah layak dan aman untuk di akses masyarakat setempat.
“Alhamdulillah pekerjaan ini sesuai dengan rencana bahkan lebih cepat dari target waktu pengerjaannya, tidak sampai pertengahan Juni sudah selesai. Secara kasat mata tidak kami temukan hal-hal yang krusial, hanya perlu penyempurnaan pada tahap finishing dan perlu pengencangan baut di beberapa titik saja,” kata Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan DPUPR ini.
Sebelumnya sebanyak 50 KK warga blok Kedungmiri, kesulitan untuk mencapai jalan utama Desa Opo-opo. Hal ini dikarenakan tidak ada jembatan atau akses jalan yang bisa menghubungkannya. Karena harus menyeberangi sungai dengan rentang jarak yang cukup lebar. Praktis semua aktifitas masyarakat terbilang cukup sulit. (saw/saw)