Pasuruan (wartabromo.com) – Penerimaan (penempatan) lowongan pekerjaan di perusahaan wilayah Kabupaten Pasuruan, berfluktuasi mengalami tren peningkatan kurang dari 50%. Namun, tidak semua pencari pekerjaan (pencaker) berhasil diterima, karena lowongan dan kemampuan cenderung tidak sama.
Dari data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pasuruan, pada bulan Januari 2018 lalu, dari sebaran 150 perusahaan di Kabupaten Pasuruan, sebanyak 609 pencaker hanya 163 berhasil ditempatkan. Angka penerimaan 26,77% tersebut, lebih disebabkan perusahaan masih menghitung terkait UMR, sehingga banyak yang belum membuka lowongan.
Jumlah penerimaan naik di bulan Februari 2018, dari 457 pencaker, ada sebanyak 291 berhasil ditempatkan atau 63,68%. Bahkan bulan Maret 2018 lalu, pencaker naik menjadi 708 orang dan yang berhasil ditempatkan 322 orang atau 45,48%.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pasuruan, Agus Hernawan, mengatakan, tidak semua pencaker berhasil ditempatkan, meskipun terbilang mengalami fluktuasi peningkatan karena beberapa hal. Utamanya adalah antara lowongan dan kemampuan pencaker tidak sama yang dibutuhkan, selain karena jumlah lowongan memang tidak imbang, lebih sesikit dibanding pencaker.
Ditambahkan, kurangnya informasi akan lowongan pekerjaan yang didapat oleh pencaker juga menjasi salah satu faktor, sehingga ketika lowongan tersebut ditutup, hilanglah kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.
Sehingga salah satu solusinya, diungkapkan oleh Agus, dengab mencoba mengarahkan tenaga kerja, mengembangkan diri, mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja di Rejoso.
“Di BLK ini diarahkan agar memiliki skill lain, sehingga bisa mandiri atau menjadi wirausaha mandiri,” terangnya.
Disnaker Kabupaten Pasuruan, sebenarnya mempunyai aplikasi Hellowork-kabpas.com. Dari sistem itu, setiap lowongan dari kurang lebih 150 perusahaan di Kabupaten Pasuruan selalu diupdate. Sehingga jika ada lowongan yang sesuai dengan kemampuan pencari kerja, maka Disnaker langsung menghubungi pencari kerja untuk bisa melamar ke perusahaan, pembuka lowongan pekerjaan.
Selain itu dikatakan, selama ini tidak semua pencaker mengajukan AK1 atau kartu kuning. Dicontohkan, di tahun 2016 lalu, dari 20 ribuan pengangguran, sebanyak 8.573 mengajukan kartu kuning, untuk melamar kerja.
“Karena ada yang lulusan SMA/SMK melanjutkan ke Perguruan Tinggi, ada yang menikah, atau juga kerja tapi tidak terdaftar di Disnaker,” beber dia. (mil/ono)