Probolinggo (wartabromo.com) – Sejak 1 April, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) secara resmi memberlakukan Tiket Online di kawasan wisata Gunung Bromo. Aturan baru salah satunya penerapan tiket gelang, yang diprediksi lebih efektif, justru menambah kemacetan dan dikeluhkan sopir jip.
Pada penerapan di hari pertama saja, kendaraan jip yang mengangkut wisatawan ke Gunung Bromo harus rela antre menjelang ke pos tiket TNBTS. Bahkan antrean tiket ini mencapai lebih dari 2 kilometer.
“Penerapan tiket gelang ini bukan malah tambah efektif saat libur panjang, justru lebih memacetkan jalan. Saya harus antre hingga ke pos tiket, 1 jam mas,” kata Riki, salah satu sopir jip Bromo.
Riki pun berharap, TNBTS selaku pengelola kawasan wisata Bromo melakukan evaluasi. Wisatawan yang akan ke Gunung Bromo semuanya mengejar sunrise atau matahari terbit.
“Kita berangkat dari Sukapura jam 2 menuju ke penanjakan 1. tapi gak bisa cepat karena memang macet, sebelum tiket gelang, memang macet, tapi tidak separah ini,” tambah Riki.
Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah 1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarmin mengatakan penerapan tiket online saat ini masih tahap sosialisasi. Dalam tahap sosialiasi (tiket online, Red) mulai kemarin berlaku 50 persen, belum semua. Penerapan tiket online secara penuh baru akan dilaksanakan pada Juli nanti.
“Penerapan kebijakan akan terus dievaluasi. Kebijakan tiket gelang misalnya, akan dipantau apakah akan menambah kemacetan di pintu masuk kawasan TNBTS atau tidak. Sebab dengan kebijakan tersebut, petugas masih harus memasangkan tiket ke lengan wisatawan. Saat ini saja (hanya membagikan tiket, tanpa memasangkan ke lengan, red) sudah sering macet,” terang Sarmin.
Pria asal Malang itu, menjelaskan kebijakan booking tiket online dan penggunaan tiket gelang di kawasan Gunung Bromo ini, merupakan upaya meningkatkan layanan terhadap wisatawan. Selain pemesanan tiket online dan penggunaan tiket gelang, pembatasan kuota wisatawan di setiap destinasi wisata Gunung Bromo, juga berlaku efektif. “Tujuannya agar oembatasan kuota kunjungan yang telah disepakati berjalan efektif,” kata Sarmin.
Penetapan kuota ini, didasarkan pada kajian daya dukung yang dilakukan 2017. Dan telah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Bersama Rapat Koordinasi Pelaku Jasa Wisata Alam dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Januari lalu.
Untuk bukit Teletubbies, kuota yang ditetapkan sebanyak 3.199 pengunjung/hari.
Bromo-lautan pasir sebanyak 5.806 pengunjung/hari. View point Penanjakan sebanyak 892 pengunjung/hari. Bukit Kedaluh (Bukit Kingkong) sebanyak 434 pengunjung/hari. Sementara Bukit Cinta sebanyak 141 pengunjung/hari. (cho/saw)