Probolinggo (wartabromo.com) – Longsor, tak pengaruhi wisatawan kunjungi obyek wisata Gunung Bromo, usai perayaan nyepi. Didominasi wisatawan lokal, selama 12 jam saja, lebih dari seribu wisatawan berkunjung lewat jalur alternatif, di pintu masuk Cemorolawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Pesona Bromo, bagi wisatawan tetap menarik. Meski jalur utamanya tertutup material longsoran, mereka yang terlanjur datang ke Bromo, tetap membulatkan tekad turun ke lautan pasir, dengan jalan kaki, naik ojek atau jasa kuda. Wisatawan tetap semangat, walaupun harus melalui jalan setapak.
“Karena pengen tahu Bromo. Baru Sekarang. Iya bagaimana lagi sudah teranjur,” ujar Mitha Handayani, salah satu wisatawan lokal.
Kepala Resort pengelolaan lautan pasir, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Subur Hadianto mengatakan, meski sempat terkendala longsor, pihaknya tidak menutup wisata bromo. Sebab, ada jalur alternatif menuju obyek wisata Bromo, yang dapat dimanfaatkan wisatawan.
Diungkapkan, animo wisatawan ke obyek wisata gunung bromo, selalu mengalami peningkatan di hari libur, utamanya pasca perayaan nyepi umat Hindu di tahun baru saka 1940 kamarin.
Ia mengamati, naiknya kunjungan wisatawan ke obyek wisata Bromo, didominasi oleh kalangan wisatawan lokal. Namun, tetap saja wisatawan asing terlihat berkunjung untuk menikmati keindahan Bromo.
“Ini smeentara lokal karena untuk asing belum, mungkin April, Mei sampai Oktober nanti ramai. Faktornya memang karena bromo ini tujuan wisata utama masyarakat, karena panorama dan sebagainya,” Subur Hadianto.
Dari catatan, sejak dibuka pada pukul 00.00 WIB Minggu dini hari hingga siang pukul 12.00 WIB, jumlah wisatawan masuk melalui pintu Cemorolawang, sedikitnya seribu wisatawan. (saw/ono)