Pasuruan (wartabromo.com) – PT Tirta Investama Keboncandi fasilitasi Komunitas Bala Daun Mertasari kembangkan konservasi lingkungan dipadukan dengan pendekatan wisata alam Gunung Bromo. Pengembangan dilakukan dengan cara menanam edelweis di sepanjang jalan hingga pemukiman warga Desa/Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Diungkapkan, upaya ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan konservasi yang selama ini telah dilakukan oleh PT Tirta Investama yang berada di Keboncandi, Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan. Perusahaan dengan produk air mineral AQUA tersebut, dikatakan terus meningkatkan komitmen dan perhatiannya terhadap lingkungan, hingga kemudian memfasilitasi Komunitas Bala Daun Mertasari dalam pengembangan konservasi.
Didampingi Yayasan Satu Daun dan AQUA, komunitas ini berencana memperkuat upaya konservasi lingkungan dengan pendekatan pengembangan wisata alam.
Salah satu punggawa Yayasan Satu Daun, Diono menjelaskan, sebagai salah satu penyangga wisata Gunung Bromo, Tosari perlu sentuhan yang lebih inovatif dalam kerangka konservasi, sehingga mampu meningkatkan perekonomian warga.
“Ini mimpi Tosari, desa wisata dikemas dengan konservasi. Harapannya konservasi tidak hanya menanam, tapi juga meningkatkan perekekonomian melalui pendekatan konservasi untuk pariwisata,” ungkap Diono, dari Yayasan Satu Daun, Sabtu (13/1/2018).
Dalam waktu dekat, komunitas ini akan menanam tiga jenis tanaman berjumlah sedikitnya duaribu bibit, diantaranya edelweis, disebar di sepanjang jalan utama desa hingga halaman rumah-rumah warga Tosari. Selain itu, penanaman bibit ini juga dipusatkan di lahan-lahan adat milik warga suku Tengger.
Tanaman abadi tersebut dipilih, agar keindahannya dapat dinikmati atau bahkan dijadikan buah tangan oleh wisatawan Gunung Bromo.
“Edelweis kan kalau di kawasan TNBTS dilarang. Jadi, selain mempercantik kanan kiri jalan,
wisatawan nanti boleh memetiknya,” imbuh Diono.
Diketahui, edelweis merupakan salah satu bagian daya tarik dari wisata alam Gunung Bromo selama ini. Nah, dengan rancangan penanaman di luar habitat kawasan yang dilindungi, suku Tengger juga bisa leluasa mengambil bunga edelweis, dimanfaatkan untuk keperluan upacara adat.
Sementara itu, mewakili Kepala Pabrik AQUA Keboncandi, Harijo Suseno, menyampaikan bahwa acara ini adalah wujud apresiasi dari kegiatan pelestarian lingkungan dan sumber daya air. Diungkapkan, program ini diharapkan memberikan manfaat langsung bagi seluruh pihak yang terkait, baik pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga dunia pendidikan, utamanya masyarakat.
“Penting sekali meningkatkan kesadaran bahwa pengelolaan sumber daya air dan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Kegiatan konservasi berpadu wisata oleh komunitas Bala Daun Mertasari didampingi Yayasan Satu Daun itu, juga melibatkan Muspika Kecamatan Tosari, DLH Kabupaten Pasuruan, TNBTS serta Perhutani pun beberapa pegiat lingkungan di Pasuruan. (**/**)