Probolinggo (wartabromo.com) – Tindakan Arogan Kapolres Waykanan AKBP Budi Asrul Kurniawan yang menghina profesi jurnalis dikecam wartawan daerah tapal kuda. Mereka menuntut Kapolri Tito Karnavian mencopot AKBP Budi Asrul Kurniawan sebagai kapolres.
Kecaman ditunjukkan oleh wartawan Probolinggo dengan menggelar aksi tutup mulut, turun ke jalan.
Mereka bergerak ke sejumlah jalan protokol di Kota Probolinggo dengan membawa puluhan poster berisi tulisan penolakan terhadap penghinaan profesi wartawan.
Diantara poster bertuliskan “Wartawan Butuh Kesejukan Bukan Hinaan”, “Stop Penghinaan Terhadap Wartawan”, “Wartawan bukan cacing”, dan masih banyak lagi.
Aksi diam wartawan tersebut dilakukan dengan menempelkan lakban hitam di mulut serta mengenakan pita hitam di lengan, sebagai tanda berduka cita.
Di Bundaran Sumber Hidup Jalan Panglima Sudirman, wartawan meletakkan kamera, kartu pers, notes dan lainnya, kemudian menaburi dengan bunga.
Wartawan Probolinggo meminta pihak kepolisian di Mabes Polri turun tangan memproses kasus ini. Kapolres Waykanan harus diberi pelajaran.
“Perlu ditindaklanjuti. Kami berharap, ada sanksi tegas yang akan diberikan ke kapolres itu. Minimal dicopot dari jabatannya lah,” ujar Happy, salah satu wartawan.
Sementara kecaman juga dilontarkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Pasuruan menegaskan, AKBP Budi Asrul Kurniawan harus dicopot dari jabatan sebagai kapolres Waykanan.
Ketua PWI Pasuruan, Joko Hariyanto mengungkapkan sikap arogan tidak sepatutnya ditunjukkan oleh seorang pejabat sekelas Kapolres.
“Kami sesalkan, kami mengutuk sikap-sikap arogan terhadap profesi jurnalis. Kapolri harus bersikap dengan mencopot jabatan Kapolres Waykanan saat ini,” tegas Joko Hariyanto.
Sebagaimana diketahui, hina profesi wartawan itu dilakukan Kapolres Waykanan saat mengamankan aksi demo penutupan jalan oleh warga terhadap angkutan tambang batubara.
Kapolres memaki dua wartawan yang sedang meliput Dedi Tarnando (Anggota IJTI Lampung) dan Dian Firasa (Wartawan On Line), sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Sebelumnya ia melarang kedua wartawan untuk merekam dan mengeluarkan kamera.
Bukan hanya melarang, Budi Asrul Kurniawan juga mengejek profesi dengan menyamakan kotoran hewan dan menilai buruk keberadaan media massa. (fng/saw/ono)