Pasuruan (wartabromo.com) – Warga Kelurahan Tambaan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan dikagetkan dengan ditemukannya seorang pemuda, tewas tergeletak di teras sebuah rumah, dengan kondisi tubuh membiru. Warga menduga korban tewas karena overdosis setelah mengonsumsi obat keras.
Dari keterangan sejumlah warga yang dihimpun wartabromo.com, peristiwa tersebut diketahui pertama kali oleh Nashor, kakak korban yang diketahui bernama Fatkhur (26), asal RT 2 RW 2 Kelurahan Tambaan, sekitar pukul 06.00 WIB, Rabu (28/6/2017).
Dituturkan oleh Ketua RW setempat, Abd Rochim (49), bahwa saat itu sejumlah warga terdengar gaduh tepat di depan rumahnya, hingga ia terpaksa keluar dan mendapati korban sudah dikerumuni beberapa warga.
“Saya terbangun, mendengar ada ribut-ribut. Ternyata Fatkhur sudah tergeletak berada di teras depan rumah saya,” ujar Rochim.
Ketua RW yang biasa dipanggil Rokam itu, langsung memeriksa dan mendapati kondisi tubuh korban membiru.
Tidak berapa lama ia meminta kepada istrinya, Sumaryatim, untuk mencari kelapa muda dengan harapan dapat menolong korban.
Namun upaya menolong korban gagal, karena air kelapa muda tersebut tidak dapat dimasukkan ke mulut korban.
Bersama warga lainnya, Rokam mencoba bergerak cepat, membawa ke klinik Syaiful Anam agar korban mendapat pertolongan medis.
“Sayang, di klinik Syaful Anam, tetangga saya itu dinyatakan sudah meninggal,” lanjutnya.
Belakangan diketahui, malam kemarin Fatkhur bersama belasan remaja maupun pemuda lainnya tengah bergerombol di sudut kampung.
Malam itu, sejumlah warga sempat memergoki Fatkhur dan kawan-kawannya menenggak beberapa butir barang mirip obat-obatan.
“Semalam saya tahu ia (Fatkhur) sama lainnya minum obat. Malah kayak makan kacang,” ungkap seorang ibu muda berinisial KLF saat bersama Abd Rochim.
Tidak berapa lama, Rokam sempat melihat para muda yang sebelumnya berkumpul, seperti orang yang tengah mabuk karena tidak mampu berdiri atau berjalan.
Tewasnya Fatkhur pun akhirnya diduga akibat pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi malam itu.
“Saya yakin overdosis, lha wong semalam saya pergoki beberapa orang teler,” kata Rokam.
Diceritakan juga, bahwa Fatkhur sehari-hari hidup bersama neneknya, Misnati dan bekerja sebagai buruh nelayan.
Hingga warta ini disusun, korban masih disemayamkan di rumah neneknya, menunggu kerabat lainnya untuk selanjutnya dapat dimakamkan hari ini. (ono/ono)