Pasuruan (wartabromo.com) -Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sekitar 8.000 rumah di Kabupaten Pasuruan yang terendam banjir mulai Rabu (11/1/2017) malam. Selain itu, sejumlah fasilitas umum seperti jembatan dan bangunan juga mengalami kerusakan.
Bhakti Jati Permana, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan menjelaskan, 8000 rumah tersebut tersebar di 8 kecamatan, yakni Kraton, Bangil, Beji, Pohjentrek, Grati, winongan, Rejoso dan Pandaan.
Dari 8 wilayah tersebut, yang paling terdampak paling banyak adalah Kecamatan Bangil, dimana sebanyak 3373 rumah di 5 desa yang terendam, diantaranya Desa Masangan, Manaruwi, Tambakan, Kalirejo dan Kalianyar.
“Selain Bangil, dampak banjir paling besar juga melanda warga Grati, yakni 1000 rumah di Kedawung Kulon dan sekitar 700 rumah di Kedawung Wetan. Banjir kali ini memang sangat besar, karena ketika intensitas hujan sangat tinggi, air laut tengah pasang sehingga tidak dapat menampung debit air yang besar,” kata Bhakti.
Tak hanya merendam pemukiman penduduk, banjir kali ini juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, diantaranya sisi jembatan alias oprit jembatan sedodol di Desa Plinggisan, Kecamatan Kraton yang jebol karena tergerus air.
“Mulai tadi malam PU Bina Marga sudah melihat jembatan ini, dan memutuskan untuk sementara ditutup karena mengantisipasi jembatan akan ambles kalau terus dilewati kendaraan,” imbuhnya.
Senada dengan Bhakti, Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Pasuruan, Hari Apriyanto menegaskan bahwa ditutupnya akses lalu lintas menuju jembatan sedodol, semata-mata demi keselamatan pengguna jembatan tersebut.
“Sementara kita tutup jembatan ini sampai kita menunggu perbaikan. Untuk pertanda, kita tutup lubang tersebut dengan ranting bambu, supaya masyarakat juga mengetahui,” tandasnya.
Selain jembatan sedodol yang rusak akibat banjir, fasilitas lain seperti paving dan aspal di Pandaan juga mengalami kerusakan cukup berat, berikut salah satu SD Maarif NU di Pandaan, rumah di Grati, tanggul di Grati yang jebol, hingga puluhan tambak di Bangil.
“Kita masih mendata, jadi belum tahu totalnya berapa. Tapi kalau anggaran untuk kebencanaan untuk kali ini masih ada dan kita ambil dari tahun 2016 yang masih menyisakan Rp 3 Miliar,” jelasnya. (mil/yog)