Sukapura (wartabromo) – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup total kunjungan wisata ke Gunung Bromo. Hal itu menyusul status gunung api Bromo meningkat dalam sehari, yakni naik dari status waspada menjadi siaga.
“Seluruh kawasan harus steril termasuk lautan pasir,” kata Kabid wilah 1 TNBTS, Fariana Prabandari, Selasa (27/9/2016).
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi BPVMG merekomendasikan radius 2,5 kilometer dari kawah harus terbebas dari segala aktivitas. Termasuk aktivitas pengunjung yang mengamati wisata geologi tersebut. Sejumlah petugas diturunkan untuk mengingatkan pengunjung agar tak mendekati kawah.
Apalagi, pintu masuk di Cemoro Lawang Kabupaten Probolinggo hanya berjarak tiga kilometer dari kawah. Peringatan ini juga diberlakukan terhadap tiga pintu masuk lainnya, yakni Wonokriti (Pasuruan), Ranupane (Lumajang), dan Tumpang (Malang).
Wisata gunung Bromo merupakan salah satu obyek wisata dengan beberapa pintu masuk. Misalnya dari pintu Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, dan Cemoro Lawang, Kabupaten Probolinggo.
Sementara itu, Kepala pos pengamatan Gunung Bromo di Cemoro Lawang, Ahmad Subhan menjelaskan, aktivitas vulkanik kawah Gunung Bromo terus meningkat. Dorongan magma dalam gunung yang berada di ketinggian 2.392 meter ini terus meningkat. “Ada dorongan energi baru dari dapur magma,” katanya.
Terakhir gunung Bromo meletus 2004, dua orang tewas. Tinggi letusan abu panas mencapai 3 kilometer. Korban tewas adalah wisatawan asal Singapura, yang tengah menikmati pemandangan di kawasan kawah Gunung Bromo. Korban tewas akibat lontaran material vulkanik berupa batu dan kerikil panas. (saw/fyd)