Pasuruan (wartabromo) – Ponpes Nurul Jadid Desa Karanganyar Kecamatan Paiton Probolinggo melarang keras para santri dan siswanya ikut merayakan hari valentine atau kasih sayang pada tanggal 14 Februari.
Jika ditemukan santri melanggar larangan, pihak pesantren dengan tegas akan memberikan sanksi. Dari sanksi menafkahi kaum fakir miskin hingga dikeluarkan paksa dari pesantren.
Menurut pengasuh Ponpes Nurul Jadid KH. Zuhri Zaini, islam tidak melarang umatnya untuk berkasih sayang namun malah sangat dianjurkan. Namun, Perayaan valentine yang saat ini digandrungi kaum muda sudah melenceng dan cenderung hanya untuk memuaskan nafsu birahi.
“Kami tidak menentang kasih sayang. Rohnya, jiwanya serta prakteknya saat ini kok tidak ke arah yang positif. Dilarang secara formal dan dihimbau agar santri tidak melakukan hal-hal berkaitan dengan valentine ini,” tutur KH Zuhri Zaini.
Sebagai bentuk penolakan terhadap perayaan valentine ini, pihak Ponpes Nurul Jadid melakukan kampanye tolak perayaan hari valentine sebagaimaklumat pengasuh yang telah dilakukan pengurus pesantren sejak 10 Februari lalu.
Para santri blusukan ke penjuru pesantren untuk mengajak setiap siswa dan santri agar tidak ikut – ikutan merayakan valentine pada tanggal 14 februari, besok.
“Saya sangat setuju dengan peraturan itu karena pesantren ini islami ya harus menggambarkan apa yang ada dalam islam. Valentine banyak mudaratnya karena di islam dilarang, jadi mengapa kita ikut budaya barat sedang budaya islam sendiri tidak dibudayakan,” ujar Romaizatun Wahidah, Siswa MA Nurul Jadid saat ditemui di sekolahnya. (saw/yog)