Pasuruan (wartabromo) – Sebagai salah satu daerah penghasil padi terbesar di Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Pasuruan terus berusaha untuk mempertahankan luas tanam. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan berencana meningkatkan infrastruktur pertanian.
“Peningkatan infrastruktur pertanian meliputi perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi, sumur bor dan pompa air, jalan usaha tani, serta bantuan benih padi, jagung dan kedelai,” kata Ichwan, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan mengatakan, Kamis (28/1/2016).
Kata Ichwan, biaya peningkatan tersebut diambil dari dana DAK (Dana Alokasi Khusus) Pertanian tahun 2015 yang tidak terserap.
“Total ada 86 titik yang menjadi target sasaran dari program tersebut. Hanya saja, untuk tahun lalu alokasi DAK dari APBN tidak dapat diserap karena adanya aturan baru,” kata Ichwan.
Alokasi DAK yang dimaksud anggaran 2015 yang diback up pemerintah pusat tahun lalu sebesar Rp 21 Milliar. Meski begitu, Kabupaten Pasuruan masih menerima bantuan DAK dari APBD Propinsi sebesar Rp 2 Milliar yang dipergunakan untuk 10 paket perbaikan jalan usaha tani di daerah-daerah yang masuk kategori Desa Maslahat.
Begitu juga untuk tahun 2016, Kabupaten Pasuruan menerima DAK dari APBN sebesar Rp 750 juta. Bantuan tersebut akan dipergunakan untuk membangun 4 sumur bor di Kabupaten Pasuruan.
Sedangkan untuk DAK tahun 2015 sebesar Rp 21 Milliar yang tidak dapat diserap tahun lalu, diusahakan bisa terserap tahun ini, lantaran sejumlah kelompok pertanian sudah melengkapi persyaratan untuk bisa memperoleh dana tersebut.
“Kami masih belum mengetahui berapa besaran DAK pertanian yang akan kami dapatkan. Untuk itu, dalam waktu dekat kami akan konsultasi ke Kementerian Dalam Negeri dengan harapan dapat diketahui berapa yang akan kami terima,” imbuhnya.
Sementara itu, saat ditanya perihal luas baku sawah di Kabupaten Pasuruan, Ichwan menjelaskan bahwa total luasannya mencapai 40 ribu hektar yang terdiri dari lahan tadah hujan dan irigasi. Dari jumlah tersebut luas tanam yang ada di Kabupaten Pasuruan tahun 2015 lalu mencapai 109 ribu hektar.
“Kalau dibanding 2014 naiknya sampai 4 ribu hektar, tapi kalau tahun ini, intensitas musim hujan sepertinya tak sesering tahun lalu, sehingga kalau untuk menambah luasan tanam, ya tidak mungkin. Cukup dengan mempertahankannya saja,” terangnya. (mil/fyd)