Kejayan (wartabromo) – Masalah utama pertanian di Kabupaten Pasuruan, khususnya di Kejayan adalah merosotnya hara tanah. Menurut M Ichwan Kusuma, jika hara turun, bukan hanya kesuburan tanah yang menurun, tapi tanaman lebih mudah diserang hama penyakit.
“Zaman dulu, saat saya masih muda, petani cukup menyemprot dua sampai tiga kali selama masa tanam, sekarang bisa sampai sepuluh kali. Ini karena mudah diserang hama penyakit,” teranga Ichwan.
Untuk mengembalikan hara, dubutuhkan peremajaan tanah, pemberian pupuk kandang dan meminimalisir pupuk kimia. Pemberian pupuk kandang usai tanah dibajak ini, kata dia, masih jarang dilakukan.
“Saya terapkan seperti itu. Setelah dibajak dikasih pupuk kandang. Kalau hanya dibajak yang nggak maksimal. Cara memberikan pupuk kandang tidak bisa dilakukan secara sporadis dan berlebihan, bertahap,” terangnya. “Alhamdulillah hasilnya memuaskan, penyemprotan juga berkurang,” ia melanjutkan.
Saat ini, Ichwan sedang merintis pertanian organik. Model organik ini ia terapkan di 8 hektar sawahnya. “Tapi saat ini belum full organik, pemakaian pupuk kimia saya kurangi 50 persen dan hasilnya bagus,” terang dia.
Percobaan model organik ini termotifasi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga bisa mengembalikan hara tanah. Selain bisa menekan biaya produksi, juga untuk mempercepat mengembalikan kesuburan tanah. “Rata-rata tanah sawah kan sudah capek. Dipaksa terus berproduksi,” ungkapnya.
Jika penerapan semi organik berhasil, ia akan mencoba model full organik. Selain harga padi organik yang lebih mahal, Ichwan ingin tanahnya kembali sehat. “Motivasinya ingin menyehatkan tanah,” pungkasnya. (Tabloid WartaBromo, Edisi September 2015)