Prigen (wartabromo) – Menyusuri jalan setapak mendaki sejauh sekitar 1 kilometer, cukup melelahkan dan membuat kaki terasa membengkak. Di paroh jalan memang sempat beristirahat sejenak, untuk menenangkan napas yang memburu, Minggu (4/10/2015).
Kelelahan yang sangat tak dapat dipungkiri, begitu tiba di titik lokasi yang dituju, terbersit sedikit kekecewaan. Pasalnya, bayangan yang selalu menari di otak, akan menyaksikan air yang deras tumpah dari ketinggian 70 meter dan memberikan sensasi berupa butiran tetes-tetes air yang segar bak hujan.
Bayangan tinggallah bayangan, Air Terjun Kakek Bodo di Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, sudah tidak sederas dulu lagi. Air yang tumpah, debit (volume) hanya tinggal 20% saja.
“Debit air saat ini paling kecil dibanding musim kemarau tahun-tahun sebelumnya. Volume air yang meluncur sangat jauh berkurang. Karena sebagian sumber air sudah mati,” kata Khoiron, salah seorang pegawai di Air Terjun Kakek Bodo.
Kekecewaan pengunjung tidak bisa dipungkiri dengan makin menurunnya volume air yang terus mengecil. Merekapun tidak berlama-lama berada di sekitar lokasi dan segera memutuskan balik.
“Sudah capek, ternyata airnya kecil,” ujar Fuad, seorang pengunjung asal Surabaya.
Bukan hanya pengunjung lokal saja, dua wisatawan mancanegara (bule) asal Perancis, juga hanya bisa geleng-geleng kepala dan mengangkat kedua tangan sembari menunjukkan raut wajah kecutnya.
Dua turis pasangan suami-isteri ini, kurang dari 10 menit saja di lokasi. Tanpa membasasi kaki maupun anggota tubuh lainnya, mereka kembali menuju ke pintu keluar yang berjarak 1 kilometer.
Berbeda dengan kedua turis tersebut, meski kecewa, pengunjung lokal menyempatkan beristirahan untuk melepas lelah. Sepatu maupun sandal dilepas dan segera membasuh muka serta membasahi anggota badan lainnya, bahkan mandi. Tidak ketinggalan, photo selfipun dilakukannya. (hrj/hrj)