Pasuruan (wartabromo) – Para nelayan di pesisir Pasuruan sudah biasa disambangi puluhan ekor hiu tutul atau hiu paus setiap tahun. Ikan raksasa tersebut bisa leluasa mencari makanan tanpa ada gangguan dari nelayan, dan sebaliknya hiu-hiu tersebut “bersahabat” dengan nelayan.
Sejak lima hari lalu, puluhan hiu paus mendatangi perairan Pasuruan. Kelompok ikan pengembara samudra ini “mampir” untuk mencari plankton dan menghangatkan tubuh.
Hiu-hiu tersebut leluasa berseliweran di antara perahu-perahu nelayan tanpa merasa terganggu. Mereka bahkan ‘menggoda’ nelayan dengan mengibaskan ekornya saat mendekati perahu.
Ikan yang rata-rata umurnya mencapai 70 tahun ini juga bebas mengisi perutnya dengan plankton dengan membuka lebar mulutnya untuk menyaring makanan juga menjadi tontotan menghibur.
Sebagian nelayan menyakini hiu paus sebagai hewan sakral sehingga tidak berani menganggu atau menangkap. Mereka juga sudah paham hewan tersebut dilindungi.
“Itu tanda kalau laut masih banyak ikannya. Kami anggap hiu ini hewan sakral,” kata Imron, seorang nelayan Panggungrejo Kota Pasuruan.
Pihak Pol Air Pasuruan juga tidak pernah menyampaikan larangan menangkap atau menyakiti hiu-hiu karena rata-rata nelayan sudah paham bahwa hewan tersebut dilindungi.
“Mereka tahu itu dilarang. Sebagian mereka juga menganggapnya hewan ini sakral,” kata Dankapal Polair Pasuruan, Bripka Agus Kurniawan.
Kawanan hiu paus diketahui muncul sejak lima hari lalu. Selasa pagi, jumlah mereka sekitar 25 ekor, namun pada siang hari semakin bertambah. Hiu-hiu tersebut biasanya bertahan sekitar 3 minggu hingga sebulan di Perairan. (fyd/fyd)