Pasuruan (wartabromo) – jelang puasa harga gula pasir dan gula tradisional lainnya, terus mengalami kenaikan selama sebulan terakhir. Tercatat sejak 3 hari lalu harga gula merangkak naik dari yang semula Rp 10.500 perkilo menjadi Rp 11.000.
Kondisi ini pun dikeluhkan oleh para pembeli terutama produsen minuman yang biasa membutuhkan gula untuk kebutuhan produksinya. Salah satunya, Zulaikha produsen jamu kebong agung. Menurutnya, kenaikan harga gula pasir ini juga diikuti kenaikan harga gula tradisional lainnya seperti gula tebu dan gula batok. Di pasar-pasar tradisional harga gula tebu eceran sebesar Rp 10.000, naik Rp 1.000 dari harga sebelumnya Rp 9.000. Untuk gula batok di tingkat eceran, saat ini mencapai Rp 12.500.
“Naiknya tidak seketika, sedikit demi sedikit selama sebulan lebih ini. Awalnya dari Rp 8.500 setiap minggunya naik sekitar Rp 300 hingga Rp 500,” ujar Zulaikha, Selasa (19/5/2015).
Dijelaskannya, harga gula di tingkat agen 3 hari lalu mencapai Rp 10.000 setiap kilonya dan kini terus mengalami kenaikan hampir setiap harinya.
“Karena harga gula terus naik, harga minuman saya naikkan Rp 1.000,”terang Zulaikha.
Untuk menstabilkan harga terutama menjelang ramadhan, Badan Usaha Logistik (Bulog) Devisi Regional (Divre) V Jatim berencana menggelar operasi pasar dengan menjual sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti gula pasir, minyak goreng, tepung terigu dan beras.
“Sudah kami siapkan agar saat Ramadhan dan Idul Fitri, harga tetap stabil. Kami juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur untuk menggelar operasi pasar di antaranya dengan bantuan biaya transportasi,” terang Kepala Badan Usaha Logistik (Bulog) Devisi Regional (Divre) V Jatim, Witono saat bertemu wartawan. (bud/yog)