Gondangwetan (wartabromo) – Siapa sangka, Buah Maja yang tak pernah disentuh orang, bisa berubah menjadi produk bernilai jual tinggi.
Sejumlah pemdua asal Desa Karangsentul, Kecamatan Gondangwetan yang tergabung dalam BUMdes Mojo Art sukses menyulap buah yang tumbuh di Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu menjadi beragam kerajinan tangan, diantaranya tempat tisu, tempelan hiasan toples, rumah-rumahan, boneka hello kitty, lampion, celengan, hingga miniatur kapal pesiar.
Sulkhan (39), Koordinator Mojo Art mengutarakan seputar gagasan memanfaatkan Buah Maja tersebut. Menurutnya, setahun lalu, Kepala Desa Karangsentul Asti Diah Rakhmawati berniat mencari produk-produk yang bisa dihasilkan dari desa yang dipimpinnya itu.
“Pas melihat buah maja, bu Astri dan suaminya bertanya kepada kami apakah buah maja ini bisa dijadikan sesuatu yang bisa dijual. Setelah berpikir cukup lama, kami pun akhirnya memiliki ide untuk menjadikan batok buah maja ini menjadi batok yang bisa dijual, dan kulitnya bisa dijadikan sebagai tempelan perabotan rumah tangga,” urai Sulkhan.
Bak gayung bersambut, Chudori (32) yang dikenal sebagai sang kreator sekaligus otak di balik pembuatan seluruh hasil kerajinan tangan itu pun berfikir keras untuk menciptakannya menjadi aneka kerajinan tangan.
Sekarang, beberapa pesanan untuk toples dan tempat tisu terus berdatangan. Untuk satu set toples saja dijual dengan harga Rp 175 ribu, terdiri dari 3 toples dan satu nampan. Kemudian ada juga tempat tisu yang dijual mulai dari Rp 35 ribu sampai Rp 50 ribu. Dan yang paling membuat bangga, 6 miniatur kapal pesiar dibeli oleh warga Finlandia.
“Ceritanya, ada orang Jakarta yang jalan-jalan ke sini, terus orang tersebut membawa bule Finlandia, dan ternyata tertarik dengan miniatur kapal pesiar kami, ya kami jual dengan harga Rp 250 ribu untuk satu kapal,” ucapnya. (eml/yog)