Pasuruan (WartaBromo.com) – Tim gabungan Polda Jawa Timur dan Polres Pasuruan Kota berhasil mengungkap kasus penculikan santri pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan. Tujuh terduga pelaku diringkus saat melintas di ruas Tol Kebomas, Gresik, Selasa siang (22/4/2025). Namun, hingga kini, motif di balik aksi penculikan masih belum terungkap.
Dari tangan pelaku, polisi menyita tiga senjata api jenis airsoft gun, alat isap sabu, serta beberapa ponsel dan dompet. Meski korban berhasil diselamatkan, pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan motif para pelaku yang diketahui merupakan mantan narapidana kasus narkoba.
“Kita berhasil melakukan penangkapan terhadap terduga 5 pelaku yang melakukan penculikan terhadap korban di Rejoso, kemudian kita mengembangkan ke rumah yang diduga dilakukan untuk penyekapan, sehingga pemilik rumah dan satu saksi juga kita bawa saat ini,” ungkap Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa.
Santri bernama Sulaiman (19) sempat diculik dari sebuah toko waralaba di samping pondok pesantrennya di Desa Rejoso Lor, lalu dibawa ke arah Surabaya menggunakan mobil. Di dalam mobil, korban diinterogasi terkait jaringan narkoba, dianiaya, bahkan ditodong senjata.
“Senjata digunakan untuk melakukan penodongan ketika di dalam mobil dan agar pihak pondok tidak mencari serta tidak takut akan keberadaannya,” jelasnya.
Menariknya, penyelidikan awal mengindikasikan adanya unsur perencanaan dalam aksi ini. “Berdasarkan hasil penyelidikan, awalnya menggunakan mobil warna hitam, kemudian ketika kita lakukan pengejaran mobil sudah berubah warna menjadi merah,” lanjutnya.
Terkait motif penculikan, polisi masih terus mendalami kasus ini.
“Kita masih melakukan pendalaman terkait dengan penyebab, motif, dan sebagainya. Nanti akan kita sampaikan lebih lanjut. Sementara bahwa mereka adalah mantan narapidana narkoba. Ditemukan juga beberapa alat yang kami duga adalah bekas pesta narkoba, berdasarkan keterangan korban,” tambahnya.
Hingga kini, ketujuh pelaku tengah diperiksa intensif oleh penyidik. “Kita akan melakukan proses pemeriksaan terhadap mereka bertujuh. Kemudian motif dan sebagainya akan kita sampaikan lebih lanjut,” tuturnya. (don)