Ritual Melasti di Gunung Bromo, Pembersihan Diri Sambut Nyepi

36

Probolinggo (WartaBromo.com) – Umat Hindu Tengger menggelar ritual Melasti di Patirtaan Widodaren, kawasan Gunung Bromo, Rabu (26/3/2025). Ritual sakral ini menjadi bagian dari persiapan menyambut Hari Raya Nyepi, sebuah momen pembersihan diri lahir dan batin.

Sejak pagi, ribuan umat dari berbagai desa di Probolinggo dan Pasuruan berbondong-bondong menuju sumber mata air suci di kaki Gunung Bromo.

Dengan mengenakan pakaian adat khas Tengger, mereka membawa sesaji dan perlengkapan persembahyangan seperti pratima, tombak, dan cakra.

Prosesi Melasti dimulai dengan doa bersama di sekitar mata air Widodaren. Para pemuka adat kemudian memimpin ritual penyucian, di mana umat Hindu membasuh diri dan barang-barang sakral dengan air suci yang diambil dari gua Widodaren.

“Melasti adalah simbol pembersihan diri dan alam semesta dari segala kekotoran. Kami datang ke sini untuk menyucikan diri menjelang Nyepi,” ujar Widian Dharma Singgih, panitia upacara.

Menurut kepercayaan Hindu, air suci dari Widodaren diyakini memiliki kekuatan spiritual yang mampu membersihkan jiwa dari pengaruh buruk.

Setelah ritual selesai, umat membawa pulang air tersebut untuk digunakan dalam persembahyangan di rumah masing-masing.

Rangkaian Hari Raya Nyepi tidak berhenti pada Melasti. Setelahnya, umat Hindu akan melaksanakan upacara Tawur Agung pada Jumat (28/3).

Ritual ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dengan simbolisasi pawai ogoh-ogoh—patung raksasa yang merepresentasikan sifat jahat dalam diri manusia.

“Ogoh-ogoh ini akan diarak keliling desa sebelum akhirnya dibakar sebagai simbol pemusnahan energi negatif,” jelas Bambang Suprapto, Ketua PHDI Kabupaten Probolinggo.

Puncaknya, umat Hindu akan menjalani Catur Brata Penyepian pada Sabtu (29/3). Selama 24 jam, mereka akan menahan diri dari aktivitas duniawi dengan tidak menyalakan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), tidak bekerja (amati karya), dan tidak bersenang-senang (amati lelanguan).

Bagi Mistaman, salah satu umat Hindu Tengger, menjalani seluruh rangkaian ini memberikan ketenangan batin.

“Rasanya seperti kembali ke titik nol, bersih dari segala beban. Hati lebih damai, pikiran lebih jernih,” tuturnya.

Dengan khusyuknya prosesi Melasti dan rangkaian ritual lainnya, umat Hindu Tengger bersiap menyambut Tahun Baru Saka 1947 dengan penuh kesucian dan harmoni. (lai/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.