Santet Putih di Bulan Ramadhan

21

Ramadhan kali ini, tirakat kita cukup berat, cak. Kita harus hamengku buwana atau mendoakan semesta secara universal agar perang ketiga atau setidaknya resesi, ditunda dulu oleh Gusti Kang Murbeng Dumadi, Gusti Allah. Mumpung doa para pendosa seperti kita diijabah pada bulan Ramadhan, jangan pelit hanya berdoa untuk diri sendiri. Mari kita doakan agar panasnya geopolitik dunia mereda

Oleh: Abdur Rozaq, S.Pd.I*

Semakin hari, suhu warung kopi Cak Sueb semakin tak karuan. Andai diterawang, mungkin aura gelap sudah menggumpal pekat. Menurut ilmu energi atau ilmu feng shui, bisa jadi warung kopi Cak Sueb telah terkena sengkolo, lalu merambat ke lapak cukur rambut Mahmud Wicasono. Jadinya, lapak cukur rambut sarjana lugu yang tak pernah mau ikut tes CPNS itu, semakin sepi pelanggan seperti kuburan. Dari mana berasalnya kabut ghaib itu? Dari mana lagi kalau bukan dari rasan-rasan para peminum kopi yang hampir sehari semalam full ngerasani ini-itu.

Ada fenomena apa saja, warung kopi menjadi rujukan pertama dan utama dalam hal rasan-rasan. Warung kopi Cak Sueb adalah media sosial versi offline, yang masih digemari para jelata seperti Mahmud Wicaksono, Wak Takrip serta kawan-kawannya. Jadi apapun yang sedang viral di media sosial via internet, akan juga dibahas di warung reot pinggir sungai itu.

Saat orang-orang lemah menggemakan isu Kabur Aja Dulu, mengajak orang lain ikut mbabu di luar negeri karena negara Cak Manap dinilai tak ada harapan, para pelanggan warung juga eyel-eyelan hingga beberapa hari. Saat mahasiswa –yang isunya sewaan— berdemo menggaungkan isu Indonesia Gelap, Cak Paijo LSM dan Mahmud Wicaksono hampir gegeran. Untungnya segera rukun setelah diberi jatah rokok satu bungkus untuk dibagi berdua oleh Gus Karimun.

Semakin hari, aura warung semakin aneh. Gus Karimun bahkan sempat membakar buhur dan adzan di empat penjuru, agar energi warung kembali nyaman, tak terimbas angkara murka politik di ibukota dan di media sosial. Perlu beberapa hari Gus Karimun diam-diam menghalau energi negatif dari berbagai penjuru mata angin yang berasal dari hati-hati gelap orang yang kalah pilpres, kalau pilkada, kalah strategi politik serta mereka yang menjadi agen asing untuk membakar negara Wak Takrip.

“Lha yo kok tega ya, demi perut yang takkan muat dengan dua piring nasi, sampai harus mengadu domba sesama anak bangsa,” gumam Gus Karimun.

“Siapa, gus?” Sergah Mahmud Wicaksono.

“Siapa lagi kalau bukan orang-orang skeptis….” Hening.

“Untungnya sebentar lagi bulan Ramadhan, jadi api yang sengaja dipantik dengan berbagai cara, insya Allah takkan menyala. Andai menyala pun, paling ya hanya akan menyambar mereka sendiri. Semoga begitu.”

“Memangnya sudah segawat itu, gus..” Kejar Cak Paijo LSM yang sudah rukun dengan Mahmud Wicaksono.

“Ya. Andai ilham yang saya terima dari para leluhur bisa sampeyan lihat, titik api yang akan dipantik untuk membakar Indonesia ini sudah ratusan jumlahnya. Itu titik-titik api besar. Belum lagi titik-titik api kecil, mungkin sudah mencapai ribuan. Makanya ayo yang rukun. Jangan asal menelan isu dari media sosial, karena para buzzer terus bekerja tak kenal waktu. Kalau Indonesia terbakar, mau lari kemana kita? Lebih baik pindah ke alam barzakh daripada harus meninggalkan tanah sorga ini.” Gus Karimun lantas menerawang jauh. Menatap jalan kabupaten yang penuh lubang dan beberapa kali menyebabkan orang celaka.

“Ayo kita fokus saja menyambut Ramadhan. Mumpung bulan peleburan itu hendak datang, ayo kita ceburkan diri untuk mandi junub nasional. Ramadhan harus juga kita manfaatkan untuk pati geni bukan hanya secara pribadi, tapi juga secara nasional. Terlalu banyak demit-demit yang ingin membakar Indonesia, mumpung hendak Ramadhan, ayo kita ruqyah dan kita suwuk agar mereka tak semakin merajalela.” Gus Karimun kembali termangu. Menatap lantai warung yang penuh dengan puntung rokok-rokok murah.

“Ramadhan kali ini, tirakat kita cukup berat, cak. Kita harus hamengku buwana atau mendoakan semesta secara universal agar perang ketiga atau setidaknya resesi, ditunda dulu oleh Gusti Kang Murbeng Dumadi, Gusti Allah. Mumpung doa para pendosa seperti kita diijabah pada bulan Ramadhan, jangan pelit hanya berdoa untuk diri sendiri. Mari kita doakan agar panasnya geopolitik dunia mereda. Boleh juga membaca hizib-hizib agar para penjahat kemanusiaan dipanggil Gusti Sangkan Paraning Dumadi.”

“Setiap peradaban memang mengerikan, karena kita lahir ke dunia inipun memang sudah merupakan sebuah bencana. Tapi kengerian dunia akhir-akhir ini, kadang membuat kita putus asa. Hampir putus asa.”

“Mari kita bertapa selama bulan Ramadhan, memohon kepada Allah agar kehancuran total diperlambat, karena kita takkan tega menyaksikan anak-cucu dilalap api zaman. Dajjal-dajjal imitasi mulai ditingkan kesaktian dan sihirnya, sementara kita tak bisa berbuat banyak selain berdoa dan bertapa. Saya khawatir! Sangat khawatair dengan Indonesia ini. Ada begitu banyak serigala yang ingin mencabiknya, sementara kita sendiri malah memelihara serigala itu dalam diri masing-masing. Nafsu politis, nafsu ideologis, nafsu perut, nafsu kelamin, hanya demi sampah seperti itu kita kok rela memantik-mantik titik api di Indonesia.”

“Ramadhan itu sakral. Bulan sabdo dadi yang bahkan doa dari para bromocorah seperti kita bisa dikabulkan. Oleh karenanya, eman jika kelak kita tak meminta apa-apa kepada Allah. Ayo kita belajar mencuci daki najis, lalu menjadi pandita sebulan saja demi mendoakan keselamatan semesta, terkhusus Indonesia. Tak masalah jika harus kita sembelih siapa saja yang ada sebiji dzarrah saja di hatinya untuk mengganggu Indonesia. Para penghianat, dari golongan manapun, halal darahnya disembelih dengan doa. Ini terpaksa, karena hati mereka terlalu busuk terhadap bangsa dan tanah airnya sendiri.”

“Siang kita belajar berpuasa dengan latihan semaksimal mungkin. Malam kita bertarawih lalu ngopi. Di tengah malam, ayo baca Ya Jabbar ya Qohhar sebanyak mungkin untuk menyembelih para penjahat kemanusiaan dan penghianat nasionalisme. Ini jihad!”

*Penulis, Youtuber dan Ahli Terapi Refleksi

**Hanya fiski semata, kesamaan tempat, peristiwa dan isu hanya ilustrasi

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.