Krejengan (WartaBromo.com) – Seorang wanita hamil di Dusun Gilih, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, menolak dievakuasi meski wilayahnya terisolir akibat putusnya jembatan penghubung. Sementara itu, warga berharap jembatan darurat segera dibangun agar aktivitas kembali normal.
Wanita tersebut adalah Aprilia Rismawati, warga Dusun Gilih, yang kini tengah hamil sembilan bulan. Petugas dari BPBD dan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo telah mendatanginya untuk mengevakuasi dan memastikan kondisinya tetap terpantau. Namun, ia menolak untuk dipindahkan.
“Kami bersama pihak kesehatan sudah mendatangi yang bersangkutan, namun ia tidak bersedia dievakuasi. Alhamdulillah, kondisinya stabil,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Probolinggo, R. Oemar Sjarif, Kamis (6/2/2025).
Saat ini, BPBD bersama warga setempat berupaya membangun jembatan darurat dari bambu agar masyarakat tetap bisa melintasi sungai. “Walaupun ini jembatan darurat, kami usahakan sebaik mungkin,” tambahnya.
Putusnya jembatan yang melintang di atas Sungai Rondoningo ini berdampak besar pada kehidupan warga. Tanpa akses penghubung, aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga layanan kesehatan menjadi terhambat.
Salah satu warga, Sofiatun, mengaku terpaksa menggunakan perahu untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras dan telur. “Biasanya beli di seberang, sekarang harus naik kapal (perahu karet, red),” tuturnya.
Selain kesulitan mendapatkan bahan makanan, anak-anak di dusun tersebut juga tidak bisa bersekolah. “Anak saya jadi libur sendiri. Kalau mau periksa kesehatan juga susah karena jalannya tidak ada,” keluhnya.
Jembatan tersebut sebelumnya merupakan satu-satunya akses warga menuju dusun lain. Namun, Rabu malam lalu, jembatan itu tersapu banjir hingga putus total. Warga kini berharap pemerintah segera membangun jembatan yang lebih kokoh agar kejadian serupa tidak terulang. (aly/saw)
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda.
Klik disini.
