Pandaan (WartaBromo.con) – Polemik pertandingan cabang olahraga (cabor) tenis meja tunggal putri dalam ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat Kabupaten Pasuruan terus berlanjut. Setelah sebelumnya Zahra Aisyatul Auliah, siswa kelas VIII MTs Miftahul Falah Capang, tak dimainkan meski berhak tampil mewakili KKM MTsN 4, kini terungkap bahwa peserta pengganti yang disebut-sebut sebagai juara 3 KKM MTsN 4 ternyata tidak benar.
Salah seorang guru asal MTs Nurul Muntadiin Jatisari Purwodadi, Mahfud mengaku jika siswanya merupakan juara 3 tingkat KKM MTsN 4 tetapi dirinya memastikan tidak bertanding dalam Porseni Cabor Tenis Meja tersebut.
“Tidak benar, Siswa saya memang juara 3 pada seleksi KKM MTsN 4, tapi dia tidak hadir di pertandingan Porseni tingkat kabupaten, “ujar Mahfud saat dikonfirmasi.
Mahfud menjelaskan bahwa pihaknya tidak mengirim atlet untuk pertandingan tenis meja di kabupaten karena berdasarkan ketentuan, hanya juara 1 dan 2 yang seharusnya bertanding di tingkat kabupaten.
Hal ini mempertegas bahwa peserta yang menggantikan Zahra bukan berasal dari MTs Nurul Mubtadiin, seperti yang diduga sebelumnya.
“Sudah pasti dari sekolah saya tidak ada yang hadir untuk tenis meja, karena memang hanya juara 1 dan 2 yang dipilih untuk bertanding,” tegas Mahfud.
Menurutnya, dirinya saat itu mendampingi siswanya untuk bertanding di cabor Badminton.
“Saya kemarin hadir badminton aja pak, ” ujarnya.
Sebelumnya, Saud Afandi, Penanggung Jawab Pelaksanaan Cabor Tenis Meja menyebutkan bahwa kesalahan ada pada pihak official KKM MTsN 4 yang katanya memainkan pemain lain yakni juara 3 untuk bertanding.
Seperti diberitakan, Zahra yang sudah datang sejak pagi dan bersemangat untuk bertanding, harus menelan kekecewaan besar karena tidak dimainkan. Padahal, ia sudah berlatih keras dan bersiap menghadapi pertandingan tingkat kabupaten, meskipun harus meminjam seragam olahraga dari temannya. Penggantian yang mendadak tanpa kejelasan status semakin membuat situasi ini tidak transparan.
Sebelumnya, Zahra dan gurunya sempat protes kepada panitia pelaksana. Namun, upaya mereka seolah diabaikan, dan pertandingan terus berlanjut tanpa adanya perubahan. Zahra, yang seharusnya bertanding sebagai juara 2 dari Tingkat KKM MTsn 4 justru harus pulang dengan rasa kecewa yang mendalam.
“Dia sangat giat berlatih, bahkan sudah pemanasan di lokasi. Tapi sampai pertandingan selesai, namanya tidak pernah dipanggil,” ungkap salah seorang guru pendamping dari MTs Miftahul Falah Capang.
Panitia pelaksana, hingga saat ini, belum memberikan keterangan resmi terkait siapa sebenarnya yang bertanding menggantikan Zahra. (yog)