TPQ Pagi adalah lembaga pendidikan berbasis Al Quran yang dirancang untuk anak-anak usia pra sekolah dengan metode Qiraati yang dicetuskan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi, Semarang, Jawa Tengah. TPQ Pagi hanya menerima pendaftaran santri dengan usia maksimal 3 tahun. Kurikulum dasarnya adalah ilmu Al Quran dengan metode pembelajaran ramah anak yang interaktif. Metode Qiraati dikenal mandiri tanpa bergantung pada bantuan apapun dari pemerintah.
Oleh : Azri Zakkiyah, M.Si
Indonesia tengah menghadapi krisis moral yang semakin mencemaskan. Berdasarkan data riset di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tercatat adanya fenomena orang tua di kota-kota besar seperti Jakarta, Bekasi, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar yang berbondong-bondong menyekolahkan anaknya ke lembaga-lembaga berbasis hafalan Al Quran. Alasan terbanyak yang tercatat adalah karena kekhawatiran orang tua atas maraknya penggunaan narkoba, pergaulan bebas, dan kenakalan remaja dan berbagai kasus kemerosotan moral lain. Kondisi ini menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan moral generasi bangsa sangat mendesak untuk mencegah rusaknya sumber daya manusia di masa depan.
Para ahli sepakat bahwa pendidikan moral harus dimulai sejak dini, terutama di usia emas (golden age) yaitu usia 0-5 tahun. Di masa ini, otak anak sangat reseptif terhadap nilai-nilai yang ditanamkan. Anak-anak yang hari ini berusia golden age adalah anak-anak yang kelak pada tahun 2045 akan memasuki usia produktif. Anak-anak yang kelak akan mengisi jabatan pemerintahan, menjadi pendidik, penegak hukum, ilmuwan, dokter, ulama, enterpreuner, engineer, merekalah yang akan mengisi Indonesia Emas pada 100 tahun Kemerdekaan RI.
Ada berbagai model kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang popular di masyarakat. Di antaranya adalah Kurikulum Merdeka PAUD, Kurikulum Montessori, Kurikulum Cambridge, Kurikulum International Baccalaureate (IB) dan banyak lagi. Beragam pilihan ini memberi kesempatan kepada orang tua untuk memilih pendekatan yang paling relevan dengan kebutuhan anak masing-masing.
Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) Pagi adalah salah satu alternatif dari pendidikan anak usia dini. TPQ Pagi adalah lembaga pendidikan berbasis Al Quran yang dirancang untuk anak-anak usia pra sekolah dengan metode Qiraati yang dicetuskan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi, Semarang, Jawa Tengah. TPQ Pagi hanya menerima pendaftaran santri dengan usia maksimal 3 tahun. Kurikulum dasarnya adalah ilmu Al Quran dengan metode pembelajaran ramah anak yang interaktif. Metode Qiraati dikenal mandiri tanpa bergantung pada bantuan apapun dari pemerintah. Hal ini memastikan integritas program dan kualitas pembelajaran tetap terjaga. Pembelajarannya 1:5, yang artinya 1 guru memegang 5 santri.
Kurikulum dasarnya adalah ilmu Al Quran dengan metode pembelajaran ramah anak yang interaktif. Metode Qiraati dikenal mandiri tanpa bergantung pada bantuan apapun dari pemerintah. Hal ini memastikan integritas program dan kualitas pembelajaran tetap terjaga. Pembelajarannya 1:5, yang artinya 1 guru memegang 5 santri.
Setelah anak tamat program TPQ pada usia dini, anak melanjutkan pendidikan Pra PTPT (Pasca TPQ Program Tahfidz) dan PTPT (Pasca TPQ Program Tahfidz). Program ini difokuskan untuk anak-anak yang ingin menghafal Al Quran. Misinya adalah mencetak para penghafal Al Quran usia dini. Pada jenjang Pra PTPT yang ditempuh dalam 1,5 tahun, anak tidak dipaksa langsung menghafal Al Quran, melainkan dilatih untuk kuat duduk dan peningkatan konsentrasi. Sehingga pada level PTPT, anak bisa langsung menghafal Al Quran tanpa beban. Untuk menyeimbangkan kebutuhan ilmu Al Quran dan bidang akademik lain, TPQ Pagi juga memberi materi baca, tulis, hitung sesuai dengan jilid mengajinya. Berapapun usianya, ketika sudah masuk jilid 4, anak diajari membaca. Sampai Jilid Ghorib, anak diajari berhitung.
Sehingga pada level PTPT, anak bisa langsung menghafal Al Quran tanpa beban. Untuk menyeimbangkan kebutuhan ilmu Al Quran dan bidang akademik lain, TPQ Pagi juga memberi materi baca, tulis, hitung sesuai dengan jilid mengajinya. Berapapun usianya, ketika sudah masuk jilid 4, anak diajari membaca. Sampai Jilid Ghorib, anak diajari berhitung.
Menanamkan Al Quran di usia dini menjadi salah satu cara paling efektif untuk membentuk karakter anak. Sebuah tinjauan sistematis yang diterbitkan di Journal of Mental Health pada 2023, Jan Owens dari The University of Manchester mengidentifikasi berbagai intervensi yang melibatkan Al Quran seperti membaca, mendengar dan menghafalnya terbukti secara signifikan dapat mengurasi depresi dan stress, meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan mengatasi tekanan, bukan sebaliknya.
Pusat Studi Al Quran yang berbasis di Amerika Serikat dan Mesir, Quran Spirit, juga mengekspos bahwa pengajaran Al Quran kepada anak, termasuk metode menghafal dan mempelajari tafsir, dapat memicu rangsangan psikososial, memperkuat sambungan antar neuron dalam otak anak. Ini berkontribusi pada kecerdasan dan kemampuan berpikir kritis di masa depan. Target hafalan di usia dini membantu memaksimalkan kapasitas otak anak dalam menyimpan informasi jangka panjang. Menghafal Al Quran secara ilmiah terbukti meningkatkan fungsi kognitif, seperti daya ingat dan fleksibilitas mental. Efek relaksasi pada gelombang otak ketika membaca dan mendengarkan Al Quran telah diteliti mampu menurunkan kecemasan melalui regulasi gelombang otak. Gelombang alfa, yang berhubungan dengan relaksasi, sering kali diaktifkan saat seseorang mendengar bacaan Al Quran.
Selain kognitif, hafalan Al Quran diketahui memiliki dampak positif pada peningkatan emotional well-being
Target hafalan di usia dini membantu memaksimalkan kapasitas otak anak dalam menyimpan informasi jangka panjang. Menghafal Al Quran secara ilmiah terbukti meningkatkan fungsi kognitif, seperti daya ingat dan fleksibilitas mental. Efek relaksasi pada gelombang otak ketika membaca dan mendengarkan Al Quran telah diteliti mampu menurunkan kecemasan melalui regulasi gelombang otak. Gelombang alfa, yang berhubungan dengan relaksasi, sering kali diaktifkan saat seseorang mendengar bacaan Al Quran.
Selain kognitif, hafalan Al Quran diketahui memiliki dampak positif pada peningkatan emotional well-being atau kesehatan emosional. Riset menyimpulkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam hafalan Al Quran cenderung memiliki keterampilan problem solving yang lebih baik.
Mengajarkan Al Quran pada anak sejak dini tidak hanya menciptakan generasi yang jujur dan berakhlak mulia, tetapi juga memperkuat minat akademik mereka.
Beberapa Negara Islam seperti Mesir, Libya, Saudi Arabia, Pakistan, dan Uni Emirat Arab sudah mengaplikasikan Al Quran sebagai kurikulum resmi pendidikan dasar, dimulai dari usia dini. Hasilnya terbukti efektif dalam membentuk karakter anak dengan nilai-nilai Islami, sekaligus memberikan dasar moral yang kuat.
TPQ Pagi memberi anak ruang belajar di pagi hari. Studi menunjukkan bahwa pagi hari adalah waktu yang paling efektif untuk anak-anak belajar. Pukul 06.00-09.00 pagi, tekanan darah dan level energi berada pada level optimal, menjadikan otak lebih segar dan dapat menyerap informasi baru dengan sangat baik. Saat ini, hormon kortisol yang mendukung fokus dan memori bekerja dengan baik. Selain itu, matahari pagi yang memicu produksi serotonin juga memengaruhi suasana hati dan motivasi belajar lebih baik dari jam-jam lainnya. Pendekatan ini sangat relevan dengan praktik TPQ Pagi yang memanfaatkan waktu pagi untuk mengoptimalkan gelombang otak anak dalam proses pembelajaran Al Quran. Strategi ini juga sejalan dengan penelitian yang menekankan pentingnya mengatur jadwal belajar sesuai dengan siklus biologis manusia untuk hasil yang maksimal.
Saat ini, hormon kortisol yang mendukung fokus dan memori bekerja dengan baik. Selain itu, matahari pagi yang memicu produksi serotonin juga memengaruhi suasana hati dan motivasi belajar lebih baik dari jam-jam lainnya. Pendekatan ini sangat relevan dengan praktik TPQ Pagi yang memanfaatkan waktu pagi untuk mengoptimalkan gelombang otak anak dalam proses pembelajaran Al Quran. Strategi ini juga sejalan dengan penelitian yang menekankan pentingnya mengatur jadwal belajar sesuai dengan siklus biologis manusia untuk hasil yang maksimal.
Model pendidikan TPQ Pagi selaras dengan filosofi Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yaitu “Memberikan kebebasan kepada peserta didik dan guru untuk belajar, berinovasi, dan berpikir secara kreatif, serta membebaskan guru dan murid dari birokrasi yang rumit.”
Program TPQ Pagi juga senafas dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003, yaitu “Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, baik formal maupun non formal seharusnya bersinergi, berfokus mencetak generasi terbaik bangsa. Sebab di Negara demokratis ini, baik pendidikan formal maupun non formal, keduanya dilindungi oleh undang-undang. Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, mestinya anak tidak boleh dijadikan ‘bahan komoditas bisnis’ atau tujuan ‘keuntungan materialistis’ belaka. Anak adalah aset bangsa yang harus diperlakukan dengan cinta, bukan sekedar angka dalam laporan pendapatan. Lembaga pendidikan yang baik tidak berebut murid, tidak mengejar kuantitas, tetapi berlomba-lomba memperbaiki kualitas, bekerja sama menciptakan generasi yang berkarakter.
Tidak ada yang lebih berharga dari masa depan anak-anak kita. Sinergi yang tulus antara lembaga pendidikan formal dan non formal adalah kunci membangun generasi yang unggul. Bayangkan di tahun 2045, anak-anak kita tumbuh menjadi pemimpin yang jujur, profesional yang berdedikasi, manusia yang berakhlak mulia dan dilingkupi cahaya Al Quran.
Tentang penulis:
Nama pena Azri (Exchange Writer Indonesia-Australia 2017, Lulusan Magister Fisika Medis Universitas Brawijaya, Wali Santri TPQ Pagi)