Probolinggo (WartaBromo.com) – Perbedaan pandangan terkait pengembangan wisata di kawasan Bromo Tengger Semeru mencuat dalam debat publik ketiga Pilbup Probolinggo. Zulmi andalkan bantuan asing, Gus Haris programkan 100 event.
Debat ini digelar di Gedung Islamic Center Kraksaan pada Minggu (17/11/2024), dengan menghadirkan dua pasangan calon (paslon), Zulmi Noor Hasani – Abdul Rasit (nomor urut 1) dan dr. Moh Haris – Fahmi AHA (nomor urut 2).
Dalam debat tersebut, kedua paslon memaparkan visi, misi, serta program unggulan mereka, yang mencakup pembangunan daerah, kolaborasi dengan pemerintah pusat dan provinsi, serta penguatan nilai kebangsaan di tengah masyarakat.
Paslon Zulmi – Rasit menekankan pentingnya kerja sama dengan pihak asing untuk membangun infrastruktur di kawasan wisata Bromo.
Sebaliknya, Gus Haris – Ra Fahmi, paslon nomor urut 2, mengusung program berbasis lokal dengan tajuk “100 Event dan 100 Desa Penyangga” untuk mendukung ekosistem pariwisata yang inklusif.
Dalam pemaparannya, Gus Haris menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur pedesaan, pemberdayaan UMKM, dan penerapan konsep wisata halal menjadi fokus utama mereka. Program ini juga bertujuan menciptakan kesetaraan akses bagi semua wisatawan, baik muslim maupun non-muslim.
“Pembangunan dimulai dari desa, sejalan dengan program pemerintah pusat. Kami juga akan memperkuat wawasan kebangsaan melalui Program Sae Kebhinekaan, menjadikan Probolinggo rumah bersama yang inklusif,” ujar Gus Haris.
Ia menambahkan, pemerintah harus menyediakan layanan dan fasilitas yang mengedepankan kenyamanan dan keamanan wisatawan. Wisatawan muslim dan non muslim sama-sama mendapat hak inklusivitas saat berkunjung ke lokasi wisata di Kabupaten Probolinggo.
“Potensi wisata kita terbuka luas, kita bisa ciptakan halal tourisme, resto dan kuliner halal serta tempat ibadah nyaman di lokasi wisata. Seperti potensi wisata yang ada di Gili, di sana kita menerapkan konsep halal tourisme ini,” imbuhnya.
Paslon Gus Haris-Ra Fahmi menawarkan konsep pemerataan infrastruktur yang adil pada setiap potensi wisata yang ada.
Konsep tersebut sekaligus menyanggah konsep infrastruktur yang ditawarkan oleh Paslon 1 Zulmi-Rasit. Dimana konsepnya menekankan pentingnya dukungan asing dalam pembangunan infrastruktur di Kecamatan Sukapura dan Sumber. .
“Sejak 5 tahun yang lalu Bromo Tengger Semeru untuk infrastruktur sudah mendapatkan bantuan dari luar negeri, salah satunya dari Australia dan beberapa bantuan melalui NGO atau ormas yang tanpa hubungan dengan pemerintah,,” ucap Zulmi.
Namun, konsep ini mendapat kritik dari Gus Haris – Ra Fahmi yang menilai bahwa pembangunan seharusnya merata ke seluruh potensi wisata di Probolinggo. Seperti pantai dan sungai, bukan hanya terpusat di Bromo.
“Kami melihat ketidakmerataan pembangunan akan menjadi persoalan jika hanya terfokus pada Bromo. Kami memiliki konsep 100 event, termasuk event budaya, wisata, dan olahraga, untuk memperkaya daya tarik wisata Bromo setiap bulan,” jelas Gus Haris.
Ia juga menekankan pentingnya menonjolkan budaya lokal, seperti adat Tengger, kepada wisatawan mancanegara. “Ke depan orang datang ke Bromo bukan hanya karena menikmati view, tapi juga menikmati budaya Adat Tengger dan lain sebagainya. Kita tunjukkan ini kepada wisatawan mancanegara,” lanjut Gus Haris.
Merespons hal tersebut, Zulmi menyatakan bahwa program mereka juga mencakup pemberdayaan masyarakat melalui festival bulanan di setiap kecamatan untuk memperkuat identitas lokal.
“Kami ingin masyarakat Probolinggo terlibat aktif dalam pengembangan wisata. Oleh karena itu, perbaikan fasilitas transportasi dan infrastruktur pendukung tetap menjadi prioritas kami,” tegas Zulmi.
Debat ketiga ini dihadiri oleh pendukung masing-masing paslon dengan jumlah terbatas, yakni 75 orang per kubu, demi menjaga ketertiban. Meski sempat memanas, acara berlangsung kondusif hingga selesai.
KPU Kabupaten Probolinggo berharap melalui debat ini, masyarakat dapat lebih memahami program masing-masing paslon dan menentukan pilihan terbaik pada Pilkada 2024. (aly/saw)