Kraksaan (WartaBromo.com) – Suasana panas mewarnai debat publik ketiga Pilbup Kabupaten Probolinggo yang digelar KPU di Gedung Islamic Center Kraksaan, Minggu (17/11/2024) malam. Debat yang seharusnya menjadi ajang adu gagasan justru diwarnai ketegangan antarpendukung pasangan calon (paslon).
Sejak awal acara, belasan pendukung Paslon nomor urut 2 tertahan di pintu masuk oleh petugas keamanan. Meski mereka membawa ID card dan gelang akses resmi, mereka tetap dilarang masuk dengan alasan keterlambatan.
Ketua DPC Partai Gerindra, M. Subsidi, dan LO Paslon nomor urut 2, Mustofa Assegaf yang sebelumnya yang berada di dalam ruang debat, keluar dari arena acara untuk bernegosiasi. Namun petugas tetap bersikukuh, tidak mengizinkannya.
“Sampean ke KPU dulu, kalau boleh, saya bolehkan. Tidak boleh,” tegas petugas keamanan yang memakai seragam Power Nine Guard tersebut.
Tentu saja ketegangan meningkat, karena keduanya bersikeras agar pendukung paslon nomor urut 2 diizinkan masuk. “Saya punya hak disini, saya peserta disni, sampean tahu aturan kan. Sampean yang ke atasannya dulu,” sergah Mustofa.
“Mana aturannya. Kenapa tidak bisa masuk, id card dan gelang ada. Gak ada aturannya, mana aturannya,” sambung Zubaidi.
Adu mulut pun terjadi antara petugas dengan Zubaidi dan Mustofa. Hingga akhirnya Kasubag SDM KPU Kabupaten Probolinggo, M Burhanuddin datang dan mempersilahkan rombongan pendukung Paslon nomor urut 2 masuk.
Zubaidi, mengaku kecewa atas insiden di pintu masuk. “Kami sudah mengikuti aturan dengan membawa ID card dan gelang. Tapi tetap saja dipersulit,” ujarnya.
Ketegangan tak hanya di pintu masuk, karena suasana semakin memanas di dalam gedung. Kali ini dipicu oleh ulah pendukung paslon nomor urut 1.
Saat segmen tanya jawab berlangsung, Cabup Paslon nomor urut 1, Zulmi Noor Hasani, mengambil kode pertanyaan dari fish bowl. Pendukungnya langsung bersorak dengan yel-yel yang memancing reaksi dari kubu lawan.
Beberapa pendukung Paslon nomor urut 1 juga terlihat melotot ke arah pendukung Paslon nomor urut 2. Memicu adu mulut antarpendukung.
Keributan ini memaksa moderator debat mengeluarkan peringatan tegas kepada kedua kubu. “Jika Anda tidak kondusif, kami terpaksa mengeluarkan Anda dari ruangan,” ujar moderator.
Tim keamanan pun sigap meredakan suasana, sementara LO masing-masing paslon diminta untuk mengendalikan pendukung mereka.
Debat yang membahas tema “Menyelaraskan Pembangunan Daerah dengan Provinsi dan Nasional serta Memperkokoh NKRI” sempat terhenti beberapa menit sebelum dilanjutkan. Namun, ketegangan antarpendukung tetap terasa hingga akhir acara.
Debat pamungkas ini diharapkan menjadi momentum terakhir untuk menunjukkan kedewasaan politik masyarakat Probolinggo.
Namun, insiden kericuhan ini menjadi catatan penting bagi penyelenggara dan tim sukses kedua paslon untuk lebih mengedepankan ketertiban dan sportivitas. (lai/saw)