Pasuruan (WartaBromo.com) – Angka prevalensi stunting di Kota Pasruan mengalami tren penurunan. Bahkan penurunan tersebut di bawah target nasional.
Calon Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo mengungkapkan, stunting bukan kasus yang berdiri sendiri, semata-mata kurang gizi belaka.
“Kantong-kantong stunting biasanya beririsan dengan kantong kemiskinan,” ujar Adi.
Oleh karenanya, selain sosialisasi stunting kepada masyarakat seperti pasangan yang hendak menikah dan ibu hamil, tak kalah penting adalah menyiapkan sistem yang memungkinkan peningkatan kesejahteraan.
Adi menyebut, melaui peningkatan kesejahteraan, masyarakat akan lepas dari jaring kemiskinan, dan dengan begitu, angka prevalensi stunting dapat ditekan.
Untuk mencapai hal itu, Adi mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak agar bersama-sama menyusun program mengatasi kasus stunting. Salah satu yang sudah berjalan saat ini adalah program Gerebek Stunting.
Angka prevalensi stunting di Kota Pasuruan mengalami tren penurunan, dari 18% turun menjadi 11%, lalu di tahun 2024, Kota Pasuruan menargetkan angka prevalensi stunting di bawah 5%.
“Anak-anak kita terbebas, terlepas dari stunting. Anak-anak Kota Pasuruan ke depan harus bebas dari stunting dan tentu linier seiring dengan kantong-kantong kemiskinan dan pengangguran bisa diatasi dengan kebijakan pemerintah,” imbuh Adi. (tof)