Ning Wardah dan Mimpi Pemberdayaan Perempuan Pasuruan

106

Laporan: Amal Taufik

WARDAH Nafisah atau Ning Wardah memberi warna baru di perpolitikan Kabupaten Pasuruan. Ia merupakan perempuan muda pertama yang maju dalam sejarah kontestasi perebutan kursi kepala daerah di Pasuruan.

Ditemui WartaBromo, Ning Wardah mengungkapkan keyakinannya bahwa, dalam konteks kemampuan kepemimpinan, perempuan dan laki-laki memiliki kapasitas yang sama.

“Karena di Pasuruan ini cukup unik. Di Jawa Timur gubernurnya perempuan. Di daerah lain sudah ada pemimpin perempuan. Tapi kalau di Pasuruan ini, pemimpin perempuan sepertinya suatu hal yang tabu,” kata Ning Wardah.

Keputusan untuk akhirnya terjun ke kontestasi Pilbup Pasuruan telah melalui berbagai pertimbangan. Bagi Ning Wardah hal ini merupakan salah satu keputusan besar dalam hidupnya.

Ia tak menampik dinamika politik yang akan dia alami. Misalnya, dengan terjun ke politik, ia bakal lebih sibuk di luar, bertemu masyarakat, sering meninggalkan ke keluarga.

Namun hal tersebut telah ia pertimbangkan dengan matang. Ditambah dukungan penuh dari keluarga yang juga turut menguatkan dan meyakinkan dirinya bahwa keputusan maju di Pilbup Pasuruan akan membawa maslahat, baik bagi masyarakat maupun keluarga.

“Untuk setiap keputusan besar saya selalu matur ke keluarga dan minta istikharah. Saya juga bilang kekhawatiran saya terhadap keluarga, apalagi anak masih kecil. Alhamdulillah, itu jawabannya baik dan itu yang menguatkan saya,” ujarnya.

Istri dari Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam ini menyoroti soal indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Pasuruan. Ia menyebut, dengan kekayaan yang dimiliki, Kabupaten Pasuruan seharusnya mendapatkan angka yang baik.

Sebagai calon pemimpin perempuan, Ning Wardah memiliki perhatian terhadap nasib perempuan. Ia memercayai perempuan memiliki hak yang sama untuk bisa berkarya, berdaya, mengembangkan potensinya, sehingga memberikan manfaat untuk lingkungan sekitarnya.

Ning Wardah menyinggung satu contoh, yakni kasus stunting di Pasuruan. Sepanjang perjalanan berkeliling wilayah Kabupaten Pasuruan, ia mengaku sering bertemu anak-anak yang terindikasi stunting.

Bagi dia, perempuan mampu mengambil peran sebagai ujung tombak mengatasi kasus stunting di Kabupaten Pasuruan. Yang pertama perlu dilakukan ialah edukasi tentang gizi seimbang kepada perempuan.

Pemahaman tersebut harus terintenalisasi dalam diri perempuan. Dengan begitu, perempuan sekaligus sebagai ibu memiliki kesadaran untuk memerhatikan kesehatan anak-anaknya.

Apalagi Kabupaten Pasuruan kaya akan sumber makanan berprotein. Salah satunya, hasil perikanan yang melimpah. Itu, kata Ning Wardah, jika digalakkan akan memberikan multiplier effect.

Selain akan memberikan dampak kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak, dampak lainnya adalah peningkatan ekonomi. Sebab semua bahan makanan itu didapatkan dari produk Pasuruan.

“Itu hal yang kongkrit bagaimana kontribusi perempuan yang teredukasi bisa memberikan perubahan yang signifikan,” tegasnya.

Selain itu, Ning Wardah memandang perempuan-perempuan di Pasuruan sudah cukup kreatif dalam memanfaatkan peluang ekonomi. Hanya tinggal sejauh mana dukungan kepada mereka diberikan.

Misalnya, memberikan pelatihan, pendampingan berkelanjutan, akses permodalan, akses distribusi. Menurutnya, banyak aspek-aspek yang selama ini sudah memiliki potensi namun belum dikembangkan dengan baik.

“Itu mungkin salah satu semangat yang ingin kami usung nantinya,” pungkas Ning Wardah. (asd)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.