Ruqyah Nasional Demit Judol Pinjol

121

Salah satu alasan Mbak Yayuk semlohe menggugat cerai Sudarso suaminya, karena Sudarso telah menggadaikan sertifikat tanah, mempeloroti perhiasan, bahkan pernah menyarankan Mbak Yayuk jual apemnya via online karena Sudarso terlilit pinjol

Oleh: Abdur Rozaq

Lapak cukur rambut Mahmud Wicaksono, memang terbilang strategis. Di sampingnya adalah warung kopi Cak Sueb, yang dalam praktiknya sekaligus menjadi kantor berita. Di sana, orang bisa mendapat data akurat perkembangan jumlah janda. Siapa yang masih pisah ranjang, siapa yang rujuk, dan siapa yang benar-benar mendapat surat kuning dari pengadilan agama. Di warung itu pula, seringkali digagas strategi menggaet janda kembang fresh graduate tersebut.

Di depan lapak cukur rambut Mahmud Wicaksono, berdiri barisan ruko sewaan milik seorang anggota dewan. Para penyewanya membuka usaha rental Play Station, warung kopi free wifi super cepat, bengkel motor dan servis sound system rakitan. Dari deretan ruko tersebut kebisingan berlangsung hampir 24 jam penuh. Pagi hingga sore, dimeriahkan dengan suara raungan anak-anak muda menyetel motor dan check sound sound system horeg. Malam hingga dini hari, semarak dengan teriakan bahkan pisuhan dari rental PS dan warung kopi free wifi super cepat.

Lapak cukur rambutnya benar-benar ramai, tapi bukan oleh pelanggan.
Namun, Mahmud Wicaksono tak bisa berbuat banyak. Misalnya menegur anak-anak muda yang selalu menimbulkan kebisingan itu. Negaranya sudah berubah menjadi negara paling demokratis di atas muka bumi. Jadi siapapun, boleh berbuat semaunya. Pak RT bahkan Pak Kasun pun, segan dengan prinsip kebebasan berekspresi jika harus menegur.

Untungnya, Mahmud Wicaksono merupakan manusia netral. Kesumpekan macam apapun sudah bisa ia rubah menjadi kegembiraan, paling tidak menjadi bukan beban. Selama mbambung saat menjadi mahasiswa dan aktivis dulu, Mahmud Wicaksono lebih banyak belajar berbagai ilmu di trotoar daripada materi-materi di bangku kampus. Lho, jadi Mahmud Wickasono seorang sarjana dan mantan aktivis? Kenapa ia hanya menjadi tukang cukur rambut? Itu artinya, Indonesia sudah begitu maju. Tukang cukurnya saja, sarjana dan mantan aktivis. Indonesia (sepertinya) juga akan menjadi mercusuar dunia, karena orang-orang berpendidikan mulai tidak tertarik menjadi beban negara.

Baca Juga :   Dewan Pers dan AJI Desak Transparansi Data 164 Jurnalis Diduga Terlibat Judi Online

Untuk membunuh kejenuhan karena pelanggan cukur rambutnya hanya satu dua orang saja, Mahmud Wicaksono seringkali nongkrong di warung-warung kopi itu. Jika punya uang untuk membayar, Mahmud Wicaksono biasa ngopi bersama anak-anak muda di warung kopi free wifi super cepat. Dan saat tak ada pelanggan dan mulutnya pahit, ia akan ngutang kopi di warung Cak Sueb.

Nah, dari ngopi bersama anak-anak muda bahkan di bawah umur itu, Mahmud Wicaksono tahu jika para generasi penerus bangsa itu sebenarnya sedang bekerja. Mengapa mereka begitu betah duduk berjam-jam, merusak mata, ginjal dan paru-paru dengan asap rokok, karena ternyata mereka sedang menjalankan sebuah misi. Dari investigasi yang hanya dijawab dengan gelengan dan anggukan kepala karena mereka fokus menatap layar HP, Mahmud Wicaksono akhirnya tahu, anak-anak itu bertaruh keberuntungan, eh kesialan di situs-situs judi online.

Makanya, pantas saja Wempi keponakannya, sering memalak orang tuanya, atau paling tidak mark up uang iuran sekolah. Ternyata hasil mark up itu buat top up. Rangga anak tetangganya, rela kerja paruh waktu demi cari uang buat tombok judi online. Dan konon, salah satu alasan Mbak Yayuk semlohe menggugat cerai Sudarso suaminya, karena Sudarso telah menggadaikan sertifikat tanah, mempeloroti perhiasan, bahkan pernah menyarankan Mbak Yayuk jual apemnya via online karena Sudarso terlilit pinjol. Hasil pinjol itu dibuat modal main judol. Sesekali menang judol digunakan melunasi pinjol, kalah judol meminjam lagi melalui pinjol. Terus begitu seperti ketika Mahmud Wicaksono mengurus sesuatu di sebuah kantor instansi.

Baca Juga :   Polres Lumajang Bongkar Praktik Judi Online, Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap

Fenomena judi online itu sontak membuat Mahmud Wicaksono pening. Saking peningnya, sampai membuat ia lupa peningnya memikirkan angsuran BRI, kredit skincare istrinya, beras, listrik, BBM dan LPG naik serentak dan lapak cukur rambutnya selalu sepi setelah ditaburi tanah kuburan oleh pesaingnya. Mahmud Wicaksono memang begitu, selalu penuh totalitas kalau sedang memikirkan nasib bangsa.

Menurut Mahmud Wicaksono, ini sudah darurat. Dulu orang hanya bisa berjudi kalau pergi ke arena sabung ayam atau arena tjap djie kie, dan SDSB hanya mbeldos beberapa hari sekali. Kini, semua lapisan masyarakat, kapan dan di mana pun, bisa berjudi karena para bandar menjajakan situs mereka secara masif. Jangankan membuka situs judi, menonton Youtube pengajian Gus Burhan’ saja, di bawah video muncul iklan judi online yang menggiurkan. Scroll ke bawah ada iklan pinjaman online. Para bandar dan pengelola pinjol paham betul, jika seseorang kalah judi dan menginginkan dana cepat, tinggal meng-klik tautan pinjol dan masalah selesai.

Konon, pemerintah sudah mati-matian memberangus situs judi online, namun situs-situs itu bak cendawan di musim hujan. Sebuah situs diblokir, tim IT para bandar membuat seratus situs baru. Konon sih begitu. Apalagi juga beredar isu, sebenarnya ada juga oknum yang melindungi para bandar, dan parahnya pula, para bandar itu berada di luar negeri, yang tentu saja tak pernah sekolah di madrasah sehingga tak kenal halal-haram.

Baca Juga :   Demi Judi Online, Izzul Nyolongi Ponsel di Rumah-rumah Warga

Setelah berpikir mendalam beberapa malam selepas menonton bola, Mahmud Wicaksono akhirnya menemukan ilham, kita memang tak mungkin memberedel situ-situ judi online itu. Pokoknya tidak mungkin! Mustahil! Yang bisa dilakukan hanyalah satu upaya, yaitu membentengi mental rakyat agar tak pernah coba-coba berjudi. Setiap keluarga harus saling mengingatkan, bahwa judi online bisa membuat kehancuran total. Misalnya rumah disita, punya hutang ratusan juta, perceriaan, terjerat pinjol nadzu billah min dzalik, bahkan beberapa waktu lalu, viral di media sosial ada bocah kendat karena banyak hutang akibat judi online.

Kalau bisa, pemerintah menerbitkan iklan layanan masyarakat, memasang banyak banner imbauan agar tidak berjudi, mengadakan penataran-penataran, diklat-diklat, membentuk satgas anti judi online, mendirikan rumah rehabilitasi pecandu judol, bahkan boleh juga diadakan ruqyah nasional. Kan lumayan sekalian membuka lapangan kerja sebagai anggota satgas. Kalau bisa dibentuk kementerian khusus memberantas judol dan pinjol. Kalau mungkin, perlu juga bekerja sama dengan interpol untuk mengamankan para bandar judi yang berada di luar negeri sana agar tidak bikin rusuh dan menyengsarakan rakyat Indonesia.

Ketika sedang asyik memikirkan gagasannya itu, HP Mahmud berdenting tanda ada pesan masuk. Setelah dibuka, ternyata ada kabar gembira dari Sugiono teman akrabnya. “Slametan bos, Singapura empat angka tembus. Segera ambil dan kita karaoke di warung Mbak Bohai.”

“Alhamdulillah!” celetuk Mahmud Wicaksono tanpa terasa.

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.