Probolinggo (WartaBromo.com) – Menjelang akhir masa jabatan DPRD Kabupaten Probolinggo periode 2019-2024, Koalisi HATI terpecah. Partai Nasdem dan PDIP ditinggalkan oleh 3 partai politik yang membentuk koalisi baru bernama Probolinggo Sae untuk lima tahun mendatang.
Masuknya PKB mendorong terbentuknya koalisi baru bersama Partai Golkar, Gerindra, dan PPP, yang kemudian bergabung dengan PKS.
Pada Pilkada Probolinggo 2018, Golkar, PPP, dan Gerindra bergabung dengan Nasdem dan PDIP dalam Koalisi HATI. Menguasai 40 kursi DPRD atau sekitar 80 persen, koalisi ini mengusung Puput Tantriana Sari – HA Timbul Prihanjoko.
Sedangkan PKB dengan 9 kursi dan Demokrat 1 kursi berada di luar koalisi tersebut. Kedua parpol ini, mengusung Abdul Malik Haramain – KH. Muzayyan Badri atau MMC.
Koalisi HATI terus berlanjut untuk mendukung pemerintahan P. Tantriana Sari – HA Timbul Prihanjoko. Namun, kini tiga partai tersebut pecah dan membentuk koalisi baru bernama Probolinggo Sae.
Pada Selasa, 16 Juli 2024, lima pimpinan partai politik di Kabupaten Probolinggo bertemu untuk membentuk koalisi baru di sebuah restoran di Kota Probolinggo. Kelima pimpinan tersebut berasal dari Partai Golkar, PKB, Gerindra, PPP, dan PKS.
Dalam pertemuan tersebut hadir Ketua DPD Golkar Kabupaten Probolinggo, Oka Mahendra Jati Kusuma; Ketua DPC PKB Kabupaten Probolinggo, KH Fahmi Abdul Haq atau Ra Fahmi; Ketua DPC Gerindra Kabupaten Probolinggo, M. Zubaidi; Ketua DPC PPP Kabupaten Probolinggo, Habib Mahdi; dan Ketua DPD PKS Kabupaten Probolinggo, Rifqi Abdillah.
Oka Mahendra Jati Kusuma menyatakan bahwa koalisi parlemen Probolinggo Sae perlu dibentuk mengingat pelantikan 50 anggota DPRD Kabupaten Probolinggo terpilih pada Pemilu 2024 akan dilakukan pada 31 Agustus 2024.
“Di luar sana ada partai yang tidak masuk dalam parlemen dan mendukung koalisi Gus Haris – Ra Fahmi di Pilkada Probolinggo 2024,” kata Oka.
Koalisi parlemen Probolinggo Sae, lanjut Oka, bukan hanya bertujuan untuk memenangkan Pilkada Paslon Gus Haris – Ra Fahmi. Koalisi ini juga siap untuk mengawal program-program keduanya jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo periode 2024-2029.
“Oleh karena itu, pengawalan ini perlu dibangun sejak dini oleh partai koalisi pengusung Gus Haris Ra Fahmi,” tambah Oka.
Ia juga menjelaskan bahwa koalisi Probolinggo Sae akan membentuk alat kelengkapan dewan mulai dari komisi, badan, dan lainnya.
“Ini kita bicarakan sejak sekarang, sehingga ke depan semuanya jelas dan kita bisa mengawal program-program dengan baik. Intinya, kita perdana seperti itu,” tegas Oka.
Namun, untuk alat kelengkapan dewan, Oka mengungkapkan bahwa belum ada pembahasan lebih lanjut.
“Lima partai ini, bukan hanya koalisi Pilkada tapi juga koalisi parlemen untuk mengawal bupati dan wakil bupati terpilih nanti,” pungkasnya.
Pada Pemilu 2024, Golkar Kabupaten Probolinggo meraih 10 kursi, PKB dan Gerindra masing-masing 9 kursi, PPP 6 kursi, dan PKS 1 kursi. Total koalisi Probolinggo Sae memiliki 35 kursi di DPRD Kabupaten Probolinggo.
Sementara itu, Nasdem memiliki 8 kursi dan PDIP 7 kursi, total keduanya 15 kursi atau sekitar 30 persen di parlemen. (saw)