Kurikulum Merdeka di SLBN 02 Kota Pasuruan: Kembangkan Potensi Murid Lewat Project Kreatif

434

Pasuruan (WartaBromo.com) – Sepanjang tahun ajaran 2023/2024 Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 02 Kota Pasuruan menggelar berbagai project kreatif. Mulai dari tema lingkungan hingga pangan sehat.

Secara kemampuan dan kecakapan, murid penyandang disabilitas di SLB memiliki potensi yang sama dengan murid yang bersekolah di sekolah umum.

Apa yang dikerjakan oleh murid di sekolah umum, bisa juga dikerjakan murid di SLB. Di SLBN 02 Kota Pasuruan, setidaknya terdapat tiga project kreatif yang digelar sepanjang tahun ajaran 2023/2024.

Project pertama mengusung tema kearifan lokal dengan judul “Ayo Dolanan”. Moch. Arroki, salah satu guru SLBN 02 Kota Pasuruan mengungkapkan, para murid dikenalkan dengan budaya lokal dan berbagai permainan tradisional.

“Misalnya seperti bendan dan lompat tali. Tapi tentu di situ ada peran guru yang lebih ekstra. Bagaimanapun murid di SLB berbeda cara penanganannya. Di sini, guru memiliki kemampuan mendidik lebih intens,” kata Roki–sapaan akrabnya.

Project kedua mengusung tema gaya hidup berkelanjutan dengan judul “Bumi Kita, Oleh Kita, Masa Depan Kita”. Project ini bertujuan menanamkan kesadaran kepada murid agar peduli terhadap lingkungan.

Murid-murid diajak berkreasi membuat pakaian berbahan dasar botol plastik, galon bekas, koran, hingga sachet minuman bubuk. Hasilnya, beragam pakaian unik berhasil dibuat murid-murid disabilitas ini lalu dipamerkan.

Terakhir, project ketiga mengusung tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya” dengan judul “Jagalah Makananmu untuk Investasi Masa Depan”. Project ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada murid pentingnya makanan sehat untuk tubuh dan gizi seimbang.

Murid diajak berlomba menghias makanan. Mereka membawa bahan makanan dari rumah lalu beradu kreatif untuk menghias dan mengemas makanan dengan komposisi empat sehat, lima sempurna.

Suasana berlangsung seru dan meriah. Seluruh guru, murid, bahkan wali murid juga turut berpartisipasi dan memberikan apresiasi terhadap daya kreatif peserta.

Menurut Roki, pada dasarnya murid disabilitas memiliki bakat, potensi, dan kemampuan. Anak disabilitas jangan diberi stigma negatif, apalagi oleh keluarganya sendiri. Justru mereka harus didorong agar berkembang dan meraih cita-citanya.

“Dukungan dari keluarga itu penting. Jangan sampai keluarga sendiri malah membuat si anak minder,” ujar Roki.

Bahkan selama gelaran project berlangsung, hasil kreativitas murid kerap di luar ekspektasi. Berbagai karya menarik dan mengejutkan muncul hingga banjir apresiasi.

Roki menyebut, berbagai project kreatif yang digelar itu untuk menambah pengayaan pengetahuan murid. Apalagi dengan diterapkannya kurikulum merdeka, standar penilaian tidak lagi mengacu pada kemampuan mengerjakan soal-soal ujian.

Melalui beragam project tersebut, ada sejumlah dimensi yang ingin ditanamkan. Pertama, kemandirian murid. Kedua, keterampilan gotong royong. Ketiga, kreativitas atau memiliki kemampuan membuat sesuatu yang orisinal.

Aliyatul Rohmah, salah satu wali murid mengaku sangat mengapresiasi berbagai project kreatif yang digelar tersebut. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi murid.

“Anak-anak lebih bisa melatih kreativitas mereka dan saling bekerja sama. Melatih kekompakan wali murid dan murid dari project P5 ini. Mulai menghias bekal makanan hingga memanfaatkan barang bekas jadi pot bunga yang cantik. Project P5 ini positif sekali,” ujar Aliyatul Rohmah. (tof/**)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.