Wonoasih (WartaBromo.com) – Pandemi covid19 berdampak pada terhentinya pagelaran kerapan sapi Brujul. Kini identitas budaya khas Probolinggo itu, kembali dipentaskan lagi.
Upaya mempertahankan budaya Pandalungan (budaya campuran Madura-Jawa) itu, dimentaskan oleh Kodim 0820 Probolinggo. Ada belasan pasang sapi mengikuti lomba yang digelar pada Minggu (2/6/2024).
“Di masa modern ini, kerapan sapi brujul ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud RI. Sehingga menjadi ciri khas Probolinggo, tidak bisa diklaim daerah lain,” jelas Dandim 0820 Probolinggo, Letkol Arh Heri Budiasto.
Kerapan ini, biasanya digelar petani saat memasuki masa tanam padi. Biasanya digelar di lahan berlumpur atau sawah yang becek. Lintasan berlumpur yang digunakan mirip dengan keadaan sawah yang siap ditanami padi. Sangat berbeda dengan kerapan sapi Madura yang digelar di lintas kering.
“Saat joki memacu pasangan sapi ini banyak yang mengabadikan momen tersebut. Meski turut terciprat lumpur, tapi di situlah letak seni dan keseruannya. Selain menjadi kalender pariwisata, event ini juga menggerakkan perekonomian bagi warga sekitar,” kata Pj. Wali Kota Probolinggo Nurkholis.
“Budaya ini harus tetap dilestarikan oleh semua lapisan masyarakat Kota Probolinggo, ini satu-satunya di Indonesia. Insyaallah, pemerintah daerah bakal menggelar even rutin,” lanjut Nurkholis.
Salah satu peserta, Alif, menjelaskan perbedaan antara kerapan sapi brujul dengan kerapan sapi di Madura. “Yang menjadi pembeda antara kerapan sapi brujul ini dengan kerapan sapi di Madura adalah lintasan yang digunakan,” ujarnya.
Selama pandemi COVID-19 melanda, balapan sapi di trek basah ini juga terhenti, membuat banyak warga merindukan keseruan yang ditawarkan. Memasuki masa tanam padi kali ini, kerinduan tersebut akhirnya terobati dengan digelarnya kembali kerapan sapi brujul.
Event ini semakin meriah dengan hadiah uang dan piala Dandim 0820 Cup Probolinggo. Gelaran kerapan sapi brujul ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin, sehingga tradisi ini tetap lestari dan menarik wisatawan untuk selalu datang ke Probolinggo. (lai/saw)