Pajarakan (WartaBromo.com) – Dalam peringatan Haul Ke-71 Almarhum Al-Arif Billah Kiai Hasan Sepuh di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, kisah pengabdian beliau terhadap Nahdlatul Ulama (NU) menjadi sorotan utama.
Kiai Hasan Sepuh yang mempunyai nama lengkap KH. Mohammad Hasan Bin Syamsuddin, dikenal sebagai salah satu tokoh yang berperan besar dalam memajukan organisasi NU.
Gus dr. Moh. Haris Damanhuri, dalam acara tersebut, mengungkapkan bahwa Kiai Hasan Sepuh turut terlibat dalam pendirian NU pada 1926 di Jombang.
Pada tahun 1930, beliau bahkan diamanahi menjadi Pengurus Cabang NU pertama di Probolinggo oleh Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari. Sebagai Rais Syuriyah NU Kraksaan.
Cinta dan perhatian Kiai Hasan Sepuh terhadap NU begitu besar, tercermin dari kehadiran dan pandangannya terhadap organisasi tersebut. “Beliau menyatakan bahwa NU adalah Jam’iyyah yang diridloi Allah,” ungkap Gus Haris.
Beliau sering menghadiri acara-acara besar di NU , seperti tablig Akbar dan muktamar. Pada momen tersebut, selalu diminta memberikan fatwa serta pengarahan pada tabligh akbar dan Muktamar NU.
Bahkan Kiai Hasan Sepuh kerap menjawab beberapa as’ilah (masalah-masalah) diniyah yang dibahas di dalam muktamar. Jawabannya lengkap dengan pengambilan dasar Alquran, hadits, ijma dan qiyas.
Gus Haris yang merupakan cicit Kiai Hasan Sepuh, juga menceritakan hal menarik tengang buyutnya yang sangat peduli pada NU. Kisah itu disampaikan oleh KH Amin Fathullah, mantan Ketua PCNU Kota Kraksaan kepada Nun Hassan Ahsan Malik, cicit Kiai Hasan Sepuh yang lain.
Suatu ketika, Kiai Fathullah, abah dari KH. Amin Fathullah pernah mengikuti rapat NU di luar Jawa Timur. Sepulang dari rapat tersebut, Kiai Fathullah pulang ke kediamannya di Desa Sebaung, Kecamatang Gending, Kabupaten Probolinggo karena sudah larut malam.
Kiai Fathullah berniat menyampaikan hasil rapat NU pada esok harinya. Namun, usai melaksanakan salat Subuh, terdengar suara delman menuju rumahnya. Ternyata penumpang delman tersebut adalah Kiai Hasan Sepuh bersama kusirnya.
Tentu saja Kiai Fathullah sungguh kaget dan takjub. Kiai Hasan menyempatkan diri hadir jauh-jauh ke Gending hanya untuk menanyakan hasil rapat pertemuan NU. Beliau lantas berlari menghampiri delman dan mempersilahkan Kiai Hasan masuk ke dalam rumah.
“Di dalam kediaman itu, pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh Kiai Hasan adalah bagaimana hasil rapat pada pertemuan Nahdlatul Ulama kemarin?,” tutur Gus Haris.
Hal ini menandakan betapa Al-Arif billah Kiai Hasan Sepuh sangat memperhatikan organisasi Nahdlatul Ulama dan apapun yang ada di dalamnya. Menunjukkan tingginya perhatian dan komitmennya terhadap NU.
Di mata warga Nahdliyin, Kiai Hasan Sepuh adalah sosok yang dihormati dan menjadi rujukan dalam berbagai hal. Sowan kepada beliau bukanlah hal yang aneh dilakukan oleh segenap pengurus NU dari berbagai daerah.
“Selain meminta doa dan restu, para pengurus NU juga memohon nasihat serta petunjuk-petunjuk yang baik. Banyak pula yang memohon ijazah dari beberapa dzikir dan hizib demi mendapat keberkahan dari Kiai Hasan Sepuh,” tandas Gus Haris.
Kiai Hasan Sepuh Genggong menjadi bukti nyata bahwa pengabdian dan kesetiaan kepada NU. Dapat memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin. (saw)