Bantaran (WartaBromo.com) – Petani di Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo, keluhan tingginya harga pupuk di tengah melambungnya harga tomat.
Saat ini, harga tomat di tingkat petani minimal Rp 35 ribu perkilogram. Namun petani di Bantaran mengaku tak begitu menikmati tingginya harga tersebut. Mengingat biaya produksi juga sangat tinggi.
Mabrur, seorang petani tomat dari Desa Patokan, mengungkapkan bahwa harga pupuk kini mencapai level yang sulit dijangkau. Sebab harus menggunakan pupuk nonsubsidi. Dimana tomat bukan termasuk tanaman holtikultura yang berhak mendapat subsidi pupuk.
“Contohnya harga pupuk hidroponik yang siap pakai mencapai 150 ribu per lima liter. Di musim penghujan ini, pupuk penguat bunga dah buah wajib digunakan supaya hasil panen maksimal,” tuturnya pada Selasa (16/4/2024).
Petani seperti Mabrur merasa terbebani karena harus menutupi biaya produksi dan perawatan tanaman, serta tenaga buruh pertanian. Tingginya biaya itu, mengganggu produktivitas pertanian mereka.
Akibatnya, sebagian petani tomat bahkan tidak bisa menyisihkan hasil panennya untuk konsumsi pribadi. “Haris menjual seluruhnya untuk menutupi biaya produksi,” terangnya.
Selain itu, petani juga merasa cemas terhadap potensi cuaca ekstrem dan serangan hama yang semakin liar, yang dapat mengancam keberhasilan panen mereka.
Mereka berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah kenaikan harga pupuk. Serta memberikan dukungan dalam menghadapi tantangan lainnya yang dihadapi oleh para petani tomat di daerah tersebut. (lai/saw)