Lumajang (WartaBromo.com) – Petani di Lumajang harus menghadapi kenyataan pahit. Ratusan hektar sawah padi mereka terancam gagal panen akibat serangan tikus dan wereng.
Hal ini telah menyebabkan kegalauan di kalangan petani, terutama dengan harga gabah yang sedang tinggi mencapai Rp. 8.000 per kilogram. Ironisnya, petani tidak bisa menikmati keuntungan tersebut karena gagal panen.
Lebih dari 450 hektar lahan pertanian terkena dampak serangan hama ini. Seperti kerusakan yang terlihat di beberapa daerah persawahan seperti Desa Karanganom dan Pagowan, Kecamatan Pasrujambe.
Puluhan hektar tanaman padi mengering dan berubah warna menjadi kuning karena serangan hama tersebut. Dipicu oleh kondisi tanah yang kurang baik akibat kekurangan air karena cuaca ekstrem.
Data yang dihimpun oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang mengungkapkan bahwa hampir 450 hektar sawah di 21 Kecamatan telah terserang hama tikus dan wereng.
“Kebanyakan diserang hama tikus dan wereng. Perubahan musim ini sangat dirasakan petani,” kata Ketua HKTI Lumajang, Ishak Subagyo, Selasa (27/02/2024).
Ishak Subagyo, menyatakan bahwa tingginya harga gabah tidak hanya disebabkan oleh serangan hama, tetapi juga karena kondisi tanaman yang baik.
“Biasanya panen bisa sampai 6,5 ton sekarang hanya bisa 4 ton per hektarnya. Kondisi ini sudah masuk kategori darurat pangan,” sebutnya.
Abdul Aziz, seorang petani di Desa Pagowan, mengungkapkan bahwa serangan hama ini terjadi dalam satu pekan terakhir. Mengancam gagal panen untuk kedua kalinya
“Hama wereng dan tikus paling banyak, sudah 2 kali gagal panen, pertama wereng lalu tikus menyerang juga. Ini habis padinya, sudah tidak bisa menikmati panen,” keluhnya.
Ishak Subagyo juga mengajak petani untuk memperhatikan kondisi lahan. Serta mengubah pola perawatan pertanian guna mengatasi masalah ini.
Petani juga mendesak pemerintah untuk segera mengambil kebijakan strategis. Ada upaya penanggulangan dari pemerintah agar petani tidak terlalu menderita akibat serangan hama ini. (lai/saw)