Lumajang (WartaBromo.com) – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Lumajang masih tinggi dan kembali erupsi, Senin (19/2/2024). Terlihat beberapa kali letusan hingga guguran dari puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu sejak dini hari.
Dalam rekaman CCTV warga dari Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo semburan abu vulkanik membentuk kolom abu setinggi 1000 meter.
Berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut, beberapa kali letusan dari kawah asap tebal juga terjadi hingga puluhan kali.
Berdasarkan laporan pengamatan Pos Pantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selama periode pukul 00.00 – 06.00 WIB, teramati letusan asap berwarna putih kelabu terjadi hingga 20 kali dengan tinggi mencapai 900 meter.
Guguran terjadi sekali dengan jarak luncur 300 meter mengarah ke tenggara. Sedangkan hingga pagi tadi, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih kelabu dengan intensitas tipis dan tinggi 100-200 meter diatas puncak kawah.
PVMBG juga mencatat adanya aktivitas kegempaan dari berupa letusan yang mencapai 20 kali dengan amplitudo 10-23 milimeter berdurasi 83-145 detik.
Gempa guguran sekali dengan amplitudo 33 milimeter berdurasi 64 detik. Hingga kini status Gunung Semeru masih berada pada level III (Siaga) dan sejauh ini, tidak ada laporan dampak atas peningkatan aktivitas vulkanik tersebut.
Meski demikian, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengimbau masyarakat di sekitar lereng untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Mulai tadi tengah malam ada gejala erupsi meningkat untuk tetap rekomendasi yang diberikan oleh PVMBG kita teruskan ke masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, Senin (19/02/2024).
Cuaca yang cenderung fluktuatif membuat potensi ancaman bahaya dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru bisa terjadi kapan pun.
“Apalagi, cuaca sekarang tidak bisa diprediksi, kadang diatas (lereng Gunung) hujan walaupun dibawah cerah. Nah itu bisa berpotensi terjadi banjir lahar, dibarengi dengan APG,” katanya.
Sementara itu, pihak PVMBG juga merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. (lai/saw)