Lumajang (wartabromo.com) – Kepergian Muhammad Naufal Zidan, mahasiswa UI yang tewas di tangan kakak tingkatnya (kating), menyisakan luka mendalam. Keluarga menuntut pelaku juga dihukum mati.
Keinginan keluarga itu disampaikan ayah Zidan, Sohibi Arif. “Kami berharap pelakunya dihukum mati juga. Anak saya sudah hilang nyawanya. Maka pelaku juga harus mati, itu baru adil,” katanya, Minggu (06/08/2023).
Jasad Zidan, sampai di rumah duka, di Kelurahan tompokersan, Kecamatan/Kabupaten Lumajang pada Sabtu (05/08/2023) siang.
Usai disolatkan di musholla samping rumah duka, jenazah dimakamkan di TPU Jogoyudan. Isak tangis histeris mengiringi proses pemakaman.
Sebelum pergi selama-lamanya, korban sempat pulang kampung. “Minggunya balik ke Jakarta, Rabu dikabari sudah tidak ada. Waktu di bandara itu sempat minta foto bareng ibunya,” kenang paman korban, Iskandar Wijayadi.
Selain itu, tidak ada firasat lain dari keluarga. Keluarga juga tidak menyangka, jika permintaan foto bersama sang ibu itu akan menjadi yang terakhir.
Muhammad naufal Zidan sendiri, dikenal pendiam. Namun prestasi yang diraih, tak perlu diragukan lagi. Kemampuan bahasa asingnya, yakni bahasa Inggris dan Rusia, dipelajari secara otodidak.
Namun mimpi mahasiswa UI berusia 19 tahun itu kandas. Zidan dihabisi Altafasalya Ardnika Basya, yang tak lain adalah kakak tingkatnya di fakultas sastra Rusia Universitas Indonesia. (lai/may)