Pasuruan (WartaBromo.com) – Seorang pelajar putri asal Kabupaten Gresik mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam suratnya itu, ia meminta pemerintah tegas menangani sampah plastik.
Pelajar tersebut bernama Aeshnina Azzahra Aqilani (15) atau biasa dipanggil Nina. Ia sekarang duduk di bangku Madrasah Aliyah Bilingual Al Amanah, Kabupaten Gresik.
Dalam surat sepanjang dua halaman itu, Nina menuliskan kegelisahannya terhadap masalah sampah plastik. Perusahaan terus membanjiri masyarakat dengan produk kemasan plastik sekali pakai.
Nina mengaku sering melakukan audit sampah plastik di sungai dan pantai. Sebagian besar sampah yang tercecer adalah plastik sekali pakai seperti tas kresek, kemasan sachet, popok, styrofoam, dan botol plastik.
“Sebagai generasi muda penerus bangsa, saya tidak mau tempat tinggal kami di masa depan tercemar dengan sampah plastik yang tidak bisa terurai dan dibanjiri mikroplastik,” kata Nina.
Ia meminta presiden benar-benar memberikan perhatian serius untuk memulihkan dan mencegah pencemaran oleh sampah plastik karena mengancam kelangsungan hidup generasi ke depan.
Kepada presiden, Nina mengusulkan tiga hal. Pertama, membuat gerakan sekolah bebas plastik dan membentuk kantin sehat. Kantin sekolah diwajibkan menyediakan makanan sehat yang tidak dikemas dalam plastik.
Sekolah harus melarang adanya makanan dan minuman sachet yang mengandung bahan kimia. Selain itu sekolah harus menegakkan larangan plastik sekali pakai dan mewajibkan semua warga sekolah pilah sampah.
Kedua, membentuk tim satgas yang menegakkan aturan di setiap desa untuk menghentikan pembakaran sampah di kawasan permukiman dan area publik, serta menghentikan kebiasaan masyarakat membuang sampah di perairan atau sembarang tempat.
Ketiga, meluncurkan gerakan nasional kurangi produksi sampah plastik dan menegakkan aturan wajib pilah sampah di sumbernya serta menyediakan sarana pengolahan sampah terpilah secara menyeluruh di tiap desa seluruh Indonesia.
Hal ini supaya masyarakat tidak menangani sampah dengan cara yang salah seperti dibakar, ditimbun, atau dibuang ke sungai atau laut.
“Demikian permohonan ini saya sampaikan. Mohon kiranya dapat membalas surat saya dengan aksi nyata untuk selamatkan masa depan lingkungan demi anak cucu Bapak Presiden dan seluruh anak bangsa,” demikian Nina menutup suratnya. (tof/asd)