Pasuruan (wartabromo.com) – Bagi sebagian orang, baik buruknya nasib ditentukan beberapa hal. Ada yang percaya karena disebabkan garis keturunan dan ada juga yang menganggap sebuah kutukan.
Apalagi bagi sebagian orang Jawa, berbagai hal tak baik yang terjadi dalam hidup cenderung dikait-kaitkan dengan berbagai mitos.
Tak heran, orang tua terdahulu selalu memberi wejangan agar anak cucunya tidak melakukan hal-hal yang dipercaya bisa membawa kesialan hidup.
Dinukil dari berbagai sumber, ada 3 hal yang sering dilarang dilakukan demi mencegah nasib sial:
1. Jangan Buang Pecahan Cermin
Hal pertama yang tak boleh dilakukan agar tak timbulkan kesialan hidup adalah dilarang membuang cermin yang sudah pecah. Kenapa? Menurut mitos, pecahan cermin yang dibuang sembarang bisa mengunci nasib.
Bahkan, ada juga yang percaya nasib sial tersebut akan berlangsung selama 7 tahun kehidupan. Nah, untuk menghindari hal tersebut, disarankan untuk menghancurkannya sampai halus dan memendam di dalam tanah.
2. Berbuat Jahat pada Orang
Nasib sial juga sering dikait-kaitkan dengan karma, dimana perilaku buruk yang dilakukan kepada seseorang dipercaya akan kembali lebih buruk kepada diri sendiri. Oleh karena itu, para orang tua selalu mengingatkan anak-anaknya agar senantiasa berbuat baik pada sesama.
Dipercaya atau tidak, karma bisa jadi boomerang dalam kehidupan. Misalnya, tanpa sengaja meremehkan seseorang yang hidupnya jauh berada di bawah kita. Maka, perlahan kehidupan kita bisa jadi lebih parah dari orang yang sudah diremehkan.
3. Mengutuk Diri Sendiri
Ucapan adalah doa. Seperti itulah kata-kata yang sering didengar saat orang tua atau guru memberi nasihat.
Larangan mengutuk diri sendiri dimaksudkan agar seseorang tak mendoakan keburukan untuk hidupnya sendiri. Sesakit dan sesulit apapun perjalanan hidup, hendaklah berdoa dan yakin keberhasilan dan kebaikan akan datang.
Nah, dari ketiga hal di atas, mana yang sering Bolo dengar sebagai larang agar tak hidup dalam kesialan? Dan apakah Bolo Warmo percaya? (trj/may)