Fakta-Fakta Terkait Erupsi Gunung Semeru

958

Pasuruan (wartabromo.com) – Gunung Semeru mengeluarkan awan panas pada hari Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB. Peristiwa ini sontak menggemparkan warga sekitar.

Tak hanya itu, kabar mengenai erupsinya gunung tertinggi di Pulau Jawa ini seketika jadi trending topik di berbagai sosial media. Bagaimana tidak? Dalam video yang beredar, tampak keadaan saat erupsi terjadi begitu mencekam.

Apa saja yang terjadi? Berikut fakta-faktanya:

1. 2 Kecamatan di Lumajang Alami Gelap Gulita

Saat erupsi terjadi, kecamatan Pronojiwo serta Candipuro, Lumajang gelap gulita meski masih pukul 16.00 WIB. Menyikapi hal ini, warga Lumajang pun segera diungsikan ke kantor kepala desa dan rumah ibadah setempat.

2. Hujan Abu Tebal di Sejumlah Daerah

Budi Santosa, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur mengatakan, akibat erupsi Semeru sejumlah daerah mengalami hujan abu tebal. Diantaranya Sumberwuluh, Pronojiwo, Candipuro, Supiturang dan Lumajang.

3. Jarak Luncur Awan Panas Mencapai 11 Kilometer

Saat erupsi, jarak luncur awan panas guguran Semeru mencapai 11 kilometer. Ini disampaikan oleh Kepala Pusat Vukalkonologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Andiani.

“Jarak luncur sekitar 11 kilometer itu mengarah ke Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.” terangnya.

4. Jembatan Perak Putus

Pada pukul 16.00 WIB jembatan penghubung antara Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang (jembatan Perak) Putus. Terputusnya jembatan ini mengakibatkan arus lalu lintas jadi lumpuh total.

Pasalnya, jembatan tersebut menjadi jalur utama antara Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo di Lumajang. Otomatis salah satu jalur penghubung Kabupaten Lumajang dan Malang juga terputus.

5. 34 Orang Tewaas, 22 Hilang

Berdasarkan informasi yang didapatkan Wartabromo.com, jumlah korban tewas hingga saat ini mencapai 43 orang. Hal itu disampaikan Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana erupsi Semeru, Kol. Inf. Irwan Subekti.

“Sampai dengan saat ini, jumlah korban jiwa yang tercatat di posko kami adalah 34 orang, inj yang terdata,” katanya, Selasa (7/12/2021) malam.

Selain korban tewas, jumlah warga yang belum diketahui keberadaannya sebanyak 22 orang. Menurut Irwan, data tersebut berdasar laporan yang masuk. Baik dari pihak desa maupun RT-RW di wilayah terdampak.

Menurut Irwan, sampai saat ini, jumlah pengungsi yang terdata mencapai 4 ribu lebih. Mereka tersebar di berbagai lokasi. Sedangkan jumlah rumah rusak sebanyak 2.205 unit. (trj/may)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.